<strong>PENASULTRAID, KOLAKA</strong> - Salah satu industri pertambangan nikel terbaik akan segera beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Disokong dengan energi bersih yang bersumber dari PLN, smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) siap menghasilkan green nickel product yang akan diserap oleh pasar global. Sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ceria Group yang berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Dayat Mineral (ESDM), saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter ‘Merah Putih’ Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL). PSN ini diharapkan menjadi salah satu barometer hilirisasi komoditas nikel sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2025 tentang Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional guna melaksanakan prioritas pembangunan nasional sesuai Asta Cita dalam percepatan hilirisasi sumber daya alam dan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Tidak heran, PSN Ceria Group kini mendapat perhatian dan pengawasan penuh dari pemerintah, guna memastikan bahwa PSN Ceria berjalan sesuai target dan tanpa kendala. Atas nama Pemprov Sultra, Asrun Lio saat meninjau progres PSN Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Nugraha Indotama di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka pada Rabu, 23 Januari 2025 mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT Ceria Nugraha Indotama yang selama ini telah bekerja sungguh-sungguh dan membuktikan bahwa Ceria sudah benar-benar menjalankan tanggung jawab dan amanahnya sebagai PSN. "Kita semua bersyukur atas kontribusi yang sudah diberikan oleh Ceria kepada masyarakat, dimana ribuan orang dari berbagai lapisan dan suku bangsa di Indonesia kini telah bekerja di Ceria,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra itu. Menurut Asrun, progres PSN smelter ‘Merah Putih’ Ceria sangat signifikan dan saat ini telah mendekati rampung. Ia pun optimis smelter RKEF Ceria akan segera beroperasi penuh pada April 2025. Merujuk laporan hasil reviu tata kelola PSN pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama Triwulan IV 2024 dengan cut off progres per 22 November 2024, yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sultra disebutkan bahwa pembangunan Smelter PT Ceria sejak 2019-2024 masih konstruksi dengan progres telah mencapai 97,05%. Realisasi capaian target diukur berdasarkan 13 indikator di antaranya; penyiapan proyek, penyediaan lahan, tata ruang, pendanaan proyek, jaminan pemerintah, perizinan/nonperizinan, pengutamaan komponen dalam negeri, pembangunan fisik, pengawasan dan pengendalian proyek, regulasi proyek, cipta kerja, dan pemanfaatan. Selain progres konstruksi smelter, pada kesempatan itu, Asrun juga mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter Ceria Group yang bersumber dari PLTA Bakaru (dalam jaringan transmisi PLN) yang dinyatakan dengan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC). Mantan Kadis Dikbud Sultra itu juga menyaksikan langsung keberadaan Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW yang telah bersandar di Terminal Khusus Wolo. Adapun, BMPP ini sudah terkoneksi dengan jaringan PLN Kolaka untuk menjaga keandalan dan stabilitas listrik smelter Ceria Group. Penjabat (Pj) Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah bahkan menegaskan bahwa Ceria merupakan salah satu industri pertambangan nasional yang memanfaatkan 100 persen tenaga kerja dari puta putri terbaik Indonesia. “Ceria telah berkontribusi besar di Kabupaten Kolaka. Bahkan, saat ini semua masyarakat di Wolo sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan,” ujarnya. Dengan melihat progres smelter ‘Merah Putih’ yang sudah hampir rampung, Fadliansyah berharap smelter RKEF Ceria bisa segera beroperasi. “Kami mendoakan semoga smelter Ceria cepat beroperasi agar semakin membuka lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," imbuhnya. Sementara itu, Deputy President Director yang juga Director of Corporate Affairs, Djen Rizal menjelaskan bahwa Smelter ‘Merah Putih’ Ceria ini dibangun oleh PMDN murni yang dimiliki dan dikelola oleh putra daerah dengan pendanaan oleh Sindikasi Perbankan Nasional yang dipimpin oleh PT Bank Mandiri Tbk dan Bank SulselBar dan BJB. “Smelter ‘Merah Putih’ ini menjadi komitmen Ceria untuk melaksanakan Program Hilirisasi Pemerintah untuk memberikan nilai tambah lebih di dalam negeri sebagaimana diamanatkan di Asta Cita ke 5 dan 6 Presiden Prabowo Subianto yaitu melanjutkan program Hilirisasi dan Pertumbuhan, Pemerataan Ekonomi, Pemberantasan Kemiskinan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya. Djen Rizal menjelaskan, niatan dan ikhtiar seluruh manajemen Ceria yang dimotori oleh putra putri terbaik untuk membangun industri yang berbasis hilirisasi ini melewati perjuangan yang tidak mudah. Dimulai dengan Ground Breaking pembangunan smelter di pertengahan quartal empat 2019. Kemudian mendapatkan pendanaan di akhir quartal satu 2022 oleh sindikasi Perbankan Nasional dan kini berpacu mencapai target penyelesaian pembangunan smelter menjelang akhir quartal pertama 2025. “Perjalanan kami masih panjang, untuk itu dukungan pemangku kepentingan di tingkat provinsi, kabupaten dan tentunya masyarakat lingkar tambang sangat kami harapkan,” pungkas Djen Rizal. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/r9hI23U_KKo?si=87ZC0r_7UgWbCh6R
Discussion about this post