PENASULTRA.ID, MALANG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Kesehatan, The 2nd South-East Asia Biennial Conference on Population and Health di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa 4 Oktober 2022.
Konferensi yang dibuka dan digelar BKKBN bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang, Indonesia dan University of Portsmouth, Inggris itu bahasan utamanya terkait persoalan stunting dan juga bonus demografi. Konferensi ini akan berlangsung selama dua hari, 4-6 Oktober 2022.
Konferensi kedua ini juga dihadiri secara aktif peserta dari lima negara meliputi Jepang, China, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Konferensi yang pertama digelar di Kota Malang pada 7-9 November 2018.
Adapun tujuan dari konferensi tahunan ini adalah untuk mempertemukan peneliti populasi dan kesehatan dari seluruh dunia untuk membahas beberapa populasi kontemporer dan masalah kesehatan di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan yang digelar hybrid meeting ini dihadiri secara daring Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Portsmouth University of the United Kingdom Prof. Sherria Hoskins dan United Nastions Fund for Population Activities (UNFPA) Country Representation Indonesia Dr. Anjali Sen.
Hadir secara langsung Kepala BKKBN Pusat, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Head Director of Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Nasional (LPPKN) Malaysia YBrs. Encik Abdul Shukur bin Abdullah, Wakil Gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc dan Wakil Walikota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko.
Kemudian ada juga Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si.,M.Si. ,Ph.D. Med.Sc, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) BKKBN Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, M.Rep.Sc, Ph.D, dan Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.M.
Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, proporsi penduduk usia kerja (15 hingga 64 tahun) telah meningkat karena penurunan angka kelahiran, sehingga menciptakan peluang bonus demografi.
Dokter Hasto mengatakan proporsi ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada kurun waktu 2025-2030.
Menurutnya, perempuan memainkan peran yang sangat penting dalam proses transisi demografis.
Hasto bahkan menyebut kemampuan Indonesia untuk bersaing di pasar global pada akhirnya sangat bergantung pada basis sumber daya manusia yang semakin meningkat. Pada 2030 hampir 10 persen penduduk akan berusia 60 tahun ke atas yang berarti Indonesia akan memasuki aging population di tahun tersebut.
“Kita perlu mendukung penduduk lansia agar menjadi sehat dan produktif serta menjadi ‘lansia aktif’. Kemudian, nantinya jumlah perempuan akan semakin lebih banyak daripada laki-laki. Oleh karena itu, bagaimana peran perempuan dalam perekonomian menjadi hal yang sangat penting nantinya,” jelas Dokter Hasto sebagaimana rilis yang diterima redaksi Penasultra.id.
Karena itu Dokter Hasto menegaskan bagaimana Indonesia ke depan bisa menciptakan generasi yang bagus saat memasuki aging population sangat erat kaitannya dengan penurunan stunting.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN mendapat mandat untuk bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga terkait melakukan upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Peraturan Presiden RI sudah disahkan, Rencana Aksi Nasional, serta perangkat-perangkat pendukung dalam implementasinya juga sudah disiapkan.
“Kami berharap target pencapaian penurunan stunting di 2024 sebesar 14% dapat tercapai,” ujar Hasto.
Discussion about this post