Arif Kirdiat dikenal di Kanekes karena yayasannya bersama donatur membangun beberapa jembatan gantung, dan fasilitas kesehatan, termasuk pos kesehatan desa di kawasan Baduy.
Arif secara sengaja mengawal perjalanan tim baksos HPN. Banyak hal yang bisa dikonsultasikan dengan Arif, terutama penanggulangan stunting (tengkes) yang menjadi tujuan utama survei.
“Memang di sini banyak orang sakit akibat gizi buruk. Makan sekadarnya hanya mengejar kenyang, tanpa memperhatikan protein dan gizi,” kata Arif yang dibenarkan Ambu Cudi.
Menurut Arif, di Baduy tidak ada istilah stunting. Yang namanya stunting di Baduy, ya gizi buruk itu.
“Kematian bayi dan ibu saat melahirkan tinggi di sini,” tambah Arif yang sudah bekerja sama dengan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia untuk menangani gizi buruk di Baduy Dalam dan Luar. Jumlahnya mencapai sekitar 15.000 penduduk.
Ular Tanah
Masyarakat Baduy yang tinggal di Desa Kanekes seluas 5.101,85 hektare itu secara diam-diam mengalami problem menghadapi berkembangbiaknya ular yang mereka sebut ular tanah. Tahun lalu korban gigitan ular yang meninggal delapan orang, dan tahun 2023 turun tiga orang meninggal. Lainnya selamat.
Ular tanah yang menggigit warga kebanyakan hidup di ladang-ladang. Ketika petani membersihkan ladang tiba-tiba ular tanah menggigit.
“Tiba-tiba celetut di kaki, ular menggigit. Kalau sudah kena gigit ular ini, tidak bisa diapa-apakan. Harus cari penawar bisa ular. Tapi di Puskesmas tidak ada obatnya. Serum anti bisa ular hanya ada di Rumah Sakit Umum di Serang. Jadi harus ke Serang,” kata Ardi.
Discussion about this post