Sebagian besar masyarakat menggunakan produk makanan dan minuman lokal (79%), diikuti oleh fesyen (65%) dan kecantikan (59%). Perempuan mendominasi penggunaan produk kecantikan dan perawatan pribadi (80%), sementara laki-laki mendominasi layanan digital (35%) dan produk terkait olahraga (34%).
Pola-pola ini menunjukkan perbedaan signifikan preferensi produk lokal berdasarkan gender.
Spesifik ke konsumen produk makanan lokal, mi instan adalah produk pangan lokal yang paling umum dikonsumsi, dengan Indomie sebagai merek terpopuler. Perempuan mendominasi di sebagian besar kategori, terutama bumbu masak dan penyedap (77%), sementara laki-laki lebih banyak minum kopi dan minuman serbuk (71%).
Dari segi penggunaan obat dan produk kesehatan lokal, 77% responden memakai obat over-the-counter (OTC), terutama Gen X. Sebanyak 35% Gen Z mengaku mengonsumsi obat herbal (jamu). Satu dari 3 orang menghabiskan Rp20.000-50.000 untuk pembelian satu kategori produk ini.
Pada kategori item rumah tangga dan elektronik lokal, produk kebersihan seperti sabun cuci piring, karbol, dan pembersih lantai; adalah yang paling umum digunakan. Kemudian ada peralatan masak dan dapur (67%) dan peralatan kebersihan rumah (62%), dengan persentase perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.
Melihat ini, Hasna menilai produk lokal kini telah merasuk ke hampir semua lini kehidupan konsumen, mulai dari kebutuhan primer seperti makanan, hingga gaya hidup seperti fashion dan layanan digital.
“Setiap kategori memiliki dominasi demografi dan generasi yang berbeda, yang menunjukkan bagaimana brand lokal berhasil mengisi celah kebutuhan spesifik lintas generasi maupun gender,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post