Bukankah sebagai penguasa seyogianya memikirkan dan mengurus urusan rakyat? Tapi hal ini seakan menegaskan bahwa posisi penguasa hari ini hanya sebagai wasit penengah atas persoalan rakyat, bahkan justru memilih menyerahkan pengelolaannya pada swasta dalam hal ini di pihak asing.
Apakah tak cukup kelangkaan minyak goreng yang sampai banyak pengusaha mikro maupun menengah yang terpaksa gulung tikar? Namun di sisi lain solusi yang ditawarkan para pejabat negara membuat masyarakat mengelus dada.
Misalnya saja kelangkaan minyak rakyat disuruh untuk makan makanan direbus atau terkait cabe yang langka disuruh tanam sendiri. Jawaban dan solusi tersebut justru semakin menunjukkan posisi mereka ada di mana.
Belum lagi, di tengah kehidupan rakyat yang serba sulit, pemerintah tetap ngotot untuk melanjutkan proyek-proyek mercusuar yang sesungguhnya kurang berkaitan langsung dengan kepentingan dan kemaslahatan rakyat. Seperti proyek jembatan dan terminal-terminal yang kurang tepat guna. Sementara di sisi lain masih banyak jalan rusak yang lebih layak untuk diperbaiki.
Maka wajar jika masyarakat mempertanyakan fungsi penguasa saat ini yang mengharuskan rakyat berswadaya untuk memperoleh kebutuhan hidupnya.
Hal ini wajar pula jika dilapangan masih banyak rakyat kesulitan memperoleh gas elpiji, air bersih bahkan kebutuhan hidup seperti sembako.
Lain halnya dalam sistem Islam, negara sebagai pengatur urusan rakyat yang mana prioritasnya adalah menjamin ketersediaannya kebutuhan pokok rakyatnya agar mudah diperoleh. Karena dalam pandangan Islam, BBM dan energi lainnya hakikatnya milik rakyat.
Rakyatlah pemilik BBM, juga energi dan segala sumberdaya alam yang depositnya melimpah. Sementara penguasa hanya berwenang mengelola semua milik rakyat tersebut. Hasilnya, tentu seluruhnya dikembalikan kepada rakyat. Di antaranya dalam bentuk BBM dan energi yang murah harganya.
Negara tidak boleh berdagang dengan rakyat dengan mencari untung yang sebesar-besarnya. Apalagi dengan memperdagangkan barang-barang yang sejatinya milik rakyat seperti BBM, listrik, gas, dan lain-lain. Karena di dalam Islam, Migas seperti BBM, gas dan yang semisalnya adalah milik rakyat yang dikelolah oleh negara, karena berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
Discussion about this post