Ia mengungkapkan, dari 560 meter panjang talud yang dibangun, ada sekitar 100 meter yang roboh dihantam ombak setinggi 4 meter. Saat itu, kondisi musim penghujan dan angin musin timur.
“Taludnya masih masuk masa pemeliharaan, segala yang terjadi kami bertanggung jawab. Setelah mendokumentasikan dan mengambil data kami laporkan ke pimpinan yang saat ini masih di jabat pak Ruksamin dan berkoordinasi ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat. Alhamdulillah sekarang tuntas diperbaiki,” bebernya.
Mantan Kadis PU Konut ini menjelaskan, talud tersebut dibangun pada awal februari 2020 melalui dana hibah APBN koordinasi Pemda Konut. Panjangnya, tambah dia, 560 meter dengan ketebalan 90 cm, tinggi dari permukaan tanah 190 cm dengan kedalaman kuku sekira 1 meter atau 2 cincin. Bahannya menggunakan batu gunung dan semen.
Lebih jauh ia dijelaskan, peristiwa gelombang tinggi saat itu merusak rumah-rumah warga yang berada di pesisir pantai Desa Laimeo dan Tanjung Laimeo, Kecamatan Sawa pada bagian belakang akibat hantaman ombak.
Discussion about this post