“Bapak dan ibu, bisa blow up di media. Informasikan setelah melahirkan langsung bisa pasang susuk. Habis melahirkan pasang susuk maka menyusui jadi lancar dan orangnya tetap sehat. Ini adalah strategi pasar,” kata Hasto.
Hasto juga meminta jajaran perwakilan BKKBN untuk bekerja secara efektif dan efisien.
“Penting sekali komunikasi. Bapak ibu nggak akan sukses kalau diam saja. Pesan saya pakai bahasa positif. Jangan cari jalan buntu tapi jalan cerahnya. Cari peluang, kalau nggak ada ciptakan peluang sendiri. Stunting jadi kekuatan baru tapi tidak melupakan program Bangga Kencana, tidak melupakan tugas kita menjalankan visi kependudukan dan keluarga seimbang,” ujarnya.
Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24,4% masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevalansi stunting kurang dari 20%.
BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.
Puncak peringatan ke 29 Harganas digelar di Kota Medan, Sumatera Utara pada Kamis 7 Juli 2022. Puncak Harganas ini juga menjadi momentum BKKBN untuk menurunkan prevalensi stunting.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post