Menurutnya, saat itu jubah yang dikenakan Sandiaga dibandrol dengan harga Rp7,5 juta. Harga yang terbilang cukup mahal untuk sebuah hasil kerajinan tangan khas Buton. Namun, begitulah harga yang harus dibayar untuk bahan yang tidak biasa serta keahlian menenun dengan jangka waktu yang relatif singkat.
Tak hanya itu, Asri bahkan pernah membuatkan jubah Buton dengan segala kelengkapannya seharga Rp13 juta untuk dikirim ke Kabupaten Buton Utara (Butur). Ia mengatakan, tenunan model jubah Buton memiliki corak yang bervariasi, mulai dari jubah polos hingga bermotif.
“Jubah ini ada yang polos, ada juga yang bermotif seperti jubah Laulau. Harga per jubah juga beragam. Kalau polos paling murah Rp300 ribu. Kalau jubah Laulau itu paling standar Rp800 sampai Rp850 ribu. Tapi bisa diatas harga itu, tergantung bahannya,” ujar Asri.
Di zaman sekarang ini, secara umum pakaian jubah Buton dapat disaksikan bila suatu pemerintah daerah (pemda) di wilayah Kepton mengadakan kegiatan (event). Jubah biasanya dipakai oleh kepala daerah maupun pejabat tinggi lainnya.
“Yang paling sering ditemui itu kalau di kalangan masyarakat yang memakai jubah adalah perangkat Masjid Agung Keraton atau Masigi Ogena,” beber Asri.
Discussion about this post