Herlina Iwan S. mengatakan, busana tenun motif Tolaki yang dikenakan berfokus pada motif daun sagu dan ulat sagu yang menggambarkan kekuatan yang berasal dari makanan pokok masyarakat Tolaki.
“Bentuk busana diperuntukkan bagi wanita-wanita kuat yang bangga dengan budaya Tolaki. Penggunaan warna hijau menggambarkan kesuburan tanah Anoa yang menjaga ketersediaan bahan makanan pokok masyarakat Tolaki,” kata Herlina.
Menurutnya, daun sagu dan ulat sagu ini masuk dalam tenun Tolaki motif Pinetobo, yang mana motif ini adalah dasar motif Tolaki yang bermakna kekayaan alam yang dimiliki Bumi Anoa termasuk daun sagu dan ulat sagu.
“Casual formal adalah ide dasar
busana yang diwujudkan dengan penggunaan bentuk outler megah dan pantalon lebar yang menggambarkan wanita aktif, wanita pekerja yang tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan,” ujar istri Kepala Biro Adm Kesra dan Kemasyarakatan Setda Sultra itu.
Ia mengatakan, keberadaan daun sagu dan ulat sagu sebagai kearifan budaya lokal di kehidupan masyarakat Konawe harus terus dilestarikan.
“Sehingga pada fashion show kali ini, segala kemasyhuran dari daun sagu dan ulat sagu diukir dengan sepenuh hati dalam kemewahan dan keanggunan casual formal malam persembahan dari DWP Biro Kesra,” Herlina menambahkan.
Tenun Sorume Koltim
Discussion about this post