PENASULTRA.ID, MUNA – Pengawas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BCK Wamponiki, Kota Raha, Kabupaten Muna angkat bicara soal insiden keributan antara seorang warga dengan Rahim pemilik SPBU, pada Kamis 28 November 2024, sekitar pukul 07.00 Wita.
Sebelumnya, diberitakan oleh salah satu media lokal menyebutkan bahwa insiden itu diduga lantaran Rahim emosi akibat dukungannya kalah di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muna, sehingga melabrak Muttar warga yang tengah menunggu antrian BBM.
Belakangan terkuak fakta, pemicu insiden antara Rahim dengan Muttar yang berbuntut lahirnya laporan polisi dari pihak Muttar.
Baharudin, pengawas SPBU BCK Wamponiki mengatakan, Muttar bukanlah konsumen yang mengantri Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti yang ada dalam pemberitaan. Muttar tak lain adalah salah seorang calo BBM yang setiap hari mengisi di SPBU BCK Wamponiki.
Karena berdomisili dekat dari SPBU BCK Wamponiki alias anak lorong, Muttar merasa paling pantas berada terdepan setiap kali mengantri BBM menggunakan mobil miliknya.
“Iya dia (Muttar) setiap hari masuk mengisi BBM, biasanya sampai tiga kali mengisi. Kita sudah sering tegur tapi tidak dihiraukan,” kata Baharuddin, Jumat 29 November 2024.
Fakta lain dibeberkan pria kelahiran 1965 silam itu, yang mana saat hari kejadian (28 November 2024), sekitar pukul 04.38 Wita, ada beberapa orang calo BBM menggunakan roda empat berupaya menerobos masuk melalui pintu keluar yang berada di sisi utara SPBU BCK Wamponiki dalam kondisi tengah tertutup.
Baharudin yang melihat aksi sejumlah calo yang di antaranya diduga ada Muttar, sempat melarang dikarenakan pelayanan di SPBU BCK belum dibuka. Menurut Baharudin, seperti biasanya aktivitas pelayanan SPBU BCK Wamponiki baru dimulai pukul 08.30 Wita.
Disinyalir tak ingin dapat antrian paling belakangan para calo ini masuk paksa disaat SPBU belum buka. Tindakan penerobosan sempat ditegur Baharuddin. Aksi itu juga terekam jelas di CCTV SPBU BCK yang berada di sejumlah titik.
“Jangan komorang paksa masuk di area vital SPBU. Hampir tiap hari kita kasi tau tapi selalu saja diulang, tinggal kita punya kemaluan yang belum bicara untuk tegur mereka (para calo BBM),” ucap Baharuddin kesal saat itu.
Discussion about this post