Mendengar teguran, para calo kemudian beralih ke pintu masuk sisi timur yang juga kondisinya tengah tertutup yang agak jauh dari posisi Baharuddin.
Bukannya menunggu di depan pintu pagar, mereka malah membuka dan menerobos masuk tanpa sepengatahuan Baharuddin selaku pengawas yang saat itu pelayanan SPBU belum dibuka.
Baharuddin kembali menegur agar mobil mereka dikeluarkan. Namun teguran itu tak berarti. Mobil mereka diparkir lalu ditinggalkan begitu saja.
“Diorang pergi di pintu masuk dan saya lanjutkan perbaiki tiang pembatas antrian yang goyang di area SPBU. Saya kaget diorang sudah kasi masuk lagi mobilnya, saya cari orangnya sudah tidak ada,” terangnya.
Melihat kondisi ini, Baharuddin kemudian melaporkan kepada Rahim selaku pimpinannya dan sekaligus pemilik SPBU BCK Wamponiki.
Rahim yang mendengar kejadian itu kemudian bergegas menuju SPBU BCK Wamponiki miliknya. Benar saja saat di lokasi sudah ada beberapa kendaraan roda empat terparkir di area vital SPBU sementara pelayanan belum dibuka untuk umum.
Pada barisan antrian beberapa kendaraan tersebut, mobil Avanza hitam Muttar yang terdepan. Anehnya, kendaraannya terparkir di area vital SPBU tapi sang sopir tidak ada.
Dengan tujuan untuk membuat efek jera, Rahim lantas berinisiatif menggembosi ban depan milik Muttar.
Berselang beberapa saat, Muttar dan istrinya tiba di area SPBU dan mencak-mencak karena tidak terima ban mobil bagian depan digembosi. Sempat terjadi saling dorong sehingga Muttar jatuh dan mengalami luka lecet.
Merasa paling benar, Muttar pun melaporkan Rahim ke Polres Muna.
Discussion about this post