15 kabupaten tersebut yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sabu Raijua, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Lembata, Kupang, Malaka, Belu dan Rote Ndao.
Sedangkan tujuh kabupaten lainnya berkategori kuning yang prevalensi balita stunting masih diantara 20 hingga 30 persen.
Tujuh kabupaten tersebut adalah Ngada, Sumba Timur, Nagekeo, Ende, Sikka, Kota Kupang serta Flores Timur.
“Bahkan dari tujuh kabupaten tersebut ada tiga kabupaten yang mendekati kategori merah,” ujar dr. Hasto Wardoyo.
Dengan angka tersebut, pemerintah memberikan perhatian khusus, salah satunya dengan kunjungan langsung Presiden Joko Widodo ke Timor Tengah Selatan yang dijadwalkan pada 24 Maret 2022.
“Rencana kunjungan tersebut menunjukkan kepedulian dan komitmen dari Presiden dan pemerintah akan pengentasan persoalan stunting. Bagi Presiden, NTT selalu ada di hati dan BKKBN memastikan amanah dari Presiden untuk akselarasi penurunan stunting tetap dalam jalur yang tepat,” beber dr. Hasto Wardoyo.
Ia berharap, prevalensi kasus stunting di Timor Tengah Selatan dapat menurun menjadi 43,01 persen di akhir 2022.
Discussion about this post