Dengan angka tersebut, pemerintah memberikan perhatian khusus, salah satunya dengan kunjungan langsung Presiden Joko Widodo ke Timor Tengah Selatan yang dijadwalkan pada 24 Maret 2022.
“Rencana kunjungan tersebut menunjukkan kepedulian dan komitmen dari Presiden dan pemerintah akan pengentasan persoalan stunting. Bagi Presiden, NTT selalu ada di hati dan BKKBN memastikan amanah dari Presiden untuk akselarasi penurunan stunting tetap dalam jalur yang tepat,” beber dr. Hasto Wardoyo.
Ia berharap, prevalensi kasus stunting di Timor Tengah Selatan dapat menurun menjadi 43,01 persen di akhir 2022.
“Dan melandai di angka prevalensi 36,22 persen di 2023, sehingga di 2024 bisa menuju di angka 29,35 persen,” dr. Hasto Wardoyo memungkas.
Untuk diketahui, rencananya, Presiden Joko Widodo akan meninjau secara langsung program-program yang dihelat BKKBN dalam percepatan penurunan stunting di Timor Tengah Selatan.
Diantaranya pemeriksaan kesehatan calon pengantin untuk deteksi dini potensi stunting, pemeriksaan ibu hamil, penimbangan dan pengukuran tinggi balita dan kunjungan ke rumah warga serta proses pembangunan program bedah rumah serta peresmian rumah pompa air.
Kemudian masalah pembenahan sanitasi dan kelayakan rumah sehat untuk warga menjadi salah satu program percepatan penurunan dari lintas kementerian dan lembaga yang dikoordinir BKKBN.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post