Dalam kegiatan bekerja sama dengan Tanoto Foundation itu, juga untuk meningkatkan efektivitas intervensi gizi spesifik dan sensitif dan penetapan sasaran keluarga berisiko stunting.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam keterangannya, Senin 5 Desember 2022 mengatakan, kegiatan ini digelar sebagai upaya mengkonsolidasikan kegiatan, program, dan anggaran dalam percepatan penurunan stunting dan juga refleksi implementasi satu tahun Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN Pasti) melalui pendekatan keluarga.
“Sebagai upaya mengkonsolidasikan kegiatan, program dan anggaran. Tiga fokus pendekatan RAN PASTI meliputi: 1) pendekatan intervensi gizi; 2) pendekatan multisektor dan multipihak, 3) pendekatan berbasis keluarga beresiko stunting,” kata Teguh.
Teguh menjelaskan, dalam pendekatan berbasis keluarga, peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) sangat strategis untuk memastikan agar layanan dapat sampai pada target kelompok yang tepat.
“Meningkatnya kapasitas TPK tidak hanya dapat membantu perubahan perilaku masyarakat, namun dengan kemampuannya yang lebih baik dalam menjalankan tugas pencatatan dan pelaporan, kualitas data pun akan menjadi lebih baik dan dapat digunakan oleh pemangku kebijakan dalam menentukan arah intervensi yang tepat,” ujarnya.
Discussion about this post