“Kegiatan ini bisa menjadi sharing knowledge. Jadi tidak hanya teori tetapi juga langsung mempraktikkan dan mengimplementasikan apa yang sudah diajarkan. Karena para narasumber melakukan pendampingan langsung kepada tim untuk hunting foto dan video bersama,” ujarnya.
I Gusti Ayu mengatakan kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus sinergi untuk bisa gerak cepat (gercep), gerak bersama (geber), dan garap semua potensi lapangan kerja (gaspol).
“Melalui kolaborasi lintas K/L hubungan ini menjadi lebih baik ke depannya, dan kepada para peserta kami harapkan dapat mengambil kesempatan belajar ini, untuk bisa meningkatkan kompetensi dan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu narasumber Martha Suherman memberikan tips dan trik untuk mendapatkan hasil foto yang baik. Salah satunya dengan memperhatikan pencahayaan. Ia menjelaskan ada dua macam cahaya, yang pertama natural light (matahari) dan kedua artificial light (lampu neon, lampu flash, lilin, dan lain sebagainya).
“Kelebihan dan kekurangannya jika natural light, hanya tergantung pada matahari menjadi sumber pencahayaan utama namun jika sudah terbenam kita mati gaya karena tidak ada cahaya lagi. Dan artificial light menjadi pengganti memiliki kontrol penuh dari pencahayaan itu sendiri,” katanya.
Selanjutnya, Martha juga mengatakan, kualitas cahaya menjadi suatu faktor yang sangat penting terhadap pemotretan apapun itu. Sebisa mungkin pelajari cahaya terbaik yang datang untuk bisa ditangkap kamera. Pada saat ingin memotret perlu juga dipersiapkan shortlist apa saja yang ingin difoto serta observasi lapangan sehingga pada saat memotret, seseorang sudah memiliki banyak referensi di lapangan.
Discussion about this post