“Kalau mencari pasien bibir sumbing atau pasien katarak, kami mudah mencarinya. Nah, ini bagaimana mengajarkan Babinsa untuk mengetahui anak itu stunting atau tidak. Ini perlu pengetahuan,” ujar Mayjen dr. Purwo.
Ia mengatakan, TNI AD sendiri saat ini memiliki 48 rumah sakit, 468 klinik dan fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta 583 posyandu yang bisa diperbantukan untuk percepatan penurunan stunting hingga pencegahannya.
Hal tersebut akan ditindaklanjuti dengan pelatihan dan seminar yang akan diadakan secara daring dan luring dan akan diikuti seluruh jajaran TNI AD. Ada sekitar 80 ribu Babinsa yang akan terlibat dalam pendataan anak-anak stunting ini.
“Pangdam, Danrem, Dandim, nanti kumpul semua mendapat komando dari Bapak Kasad terkait anak stunting dan gerakan Bapak Asuh Anak Stunting,” Mayjen dr. Purwo menambahkan.
Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyambut baik kunjungan dari Kapuskesad Mayjen Purwo Setyanto bersama jajarannya tersebut.
Discussion about this post