Sementara itu, Tim 2 (Mad, Badrudin, dan Samsul) bertugas di Kecamatan Cikembar, lokasi tanah bergerak yang mengakibatkan 284 jiwa dari 99 KK mengungsi ke Posko Desa Cihonje. Sebagian besar rumah rusak berat atau terancam akibat pergeseran tanah.
Menurut laporan BPBD Kabupaten Sukabumi, hingga 7 Desember 2024, banjir bandang dan tanah longsor meluas hingga 39 kecamatan terdampak dan mengakibatkan 8 warga meninggal dunia dan 4 orang hilang. Kemudian, bencana hidrometeorologi juga mengakibatkan 3.153 KK atau 4.892 warga terdampak, 890 KK atau 2.859 jiwa lainnya terpaksa mengungsi dan 1.254 rumah rusak.
Bencana banjir, tanah longsor dan pergerakan tanah dipicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Sukabumi selama dua hari pada Selasa dan Rabu (3-4/12). Beberapa sungai yang meluap merendam beberapa kecamatan dengan rata-rata ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter.
”Total sebanyak 317 titik bencana di 39 kecamatan. Ratusan titik ini meliputi 137 titik longsor, 76 titik banjir, 21 titik angin kencang, dan 83 titik bencana pergerakan tanah,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jawa Barat Bambang Imanuddin di Sukabumi.
Bencana banjir dan tanah longsor juga melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Selasa 3 Desember 2024 mengakibatkan kerusakan signifikan bangunan dan infrastruktur di beberapa kecamatan serta dua korban meninggal dunia: Yusma (26 tahun) dan Aqila (1 tahun) akibat tertimbun longsor di Desa Telagasari, Kecamatan Sindangbarang.
Discussion about this post