PENASULTRAID, LAMPUNG – Pengurus lembaga kemanusiaan dan kebencanaan Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) turut berdukacita atas meninggalnya Ketua Presidium Aqsha Working Group (AWG) Nur Ikhwan Abadi dalam kecelakaan lalu lintas di jalan tol Cipali KM 87 arah Jakarta, Sabtu sore, 30 November 2024.
”Kami mewakili keluarga besar Ukhuwah Al-Fatah Rescue turut berdukacita atas meninggalnya Ketua Presidium AWG saudara Nur Ikhwan Abadi. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengampuni segala dosanya, diterima semua amal ibadahnya, dan ditempatkan dalam syurgaNya. Insya Allah almarhum syahid,” kata Ketua Umum UAR H. Endang Sudrajat usai mendengar kabar meninggalnya Nur Ikhwan Abadi.
Endang bersama beberapa staf di antaranya Rohyadi dan Herlambang, serta rombongan UAR Korda Banten Zaki, Waly Mujahidin, Yazid, Ihsan, Sumeh, dan Oding malam Minggu 30 November 2024 juga turut mengawal jenazah almarhum hingga ke rumah duka di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan sekitar pukul 07.00 WIB.
Ratusan warga sekitar Lampung dan Jabodetabek-Banten sejak pagi hingga siang berdatangan ke rumah duka dan ikut mengantarkan almarhum ke pemakaman warga Dusun Muhajirun, Negara Ratu, setelah sebelumnya disalatkan di Masjid An Nubuwwah komplek Pondok Pesantren dan Madrasah Al-Fatah Muhajirun, Lampung, sekitar pukul 12.30 WIB.
Guru Besar Universitas Islam Gaza, Palestina Prof. Mahmoud Anbar yang masih di Indonesia turut mengantarkan jenazah almarhum Nur Ikhwan ke pemakaman bersama Imaam Yakhsyallah Mansur serta jajaran Pimpinan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) lainnya.
Mahmoud yang telah lama bergaul dengan almarhum Nur Ikhwan Abadi saat pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza Utara saat menyampaikan tausiyah di pemakaman mengatakan, semua yang di dunia akan kembali kepada pemiliknya, Allah subhanahu wa ta’ala.
”Di dunia ini tidak ada yang kekal kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Almarhum (Nur Ikhwan Abadi) adalah makhluk Allah, maka sudah tentu dia tidak kekal,” kata Mahmoud.
Ia menyampaikan sebuah peristiwa saat meninggalnya salah seorang sahabat, setelah dikubur Rasulullah berdiri di samping makam dan mengatakan sebanyak tiga kali, bahwa manusia hidup itu hanya untuk menghadapi kematian atau dikubur. Maka berbuatlah sebaik-baiknya dalam menghadapi kematian dan setelah dikubur.
Discussion about this post