Hal itu karena secara geografis Indonesia berada di kawasan cincin api pasifik yang rawan terhadap gempa bumi dan tsunami, serta sering mengalami berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ektrem akibat perubahan iklim global.
“Tantangan ini mengharuskan kita untuk terus meningkatkan kapasitas dalam mitigasi, kesiapsiagaan, dan respons terhadap bencana,” kata Kusworo.
Oleh karenanya menurut dia kerja sama dalam bidang penanggulangan bencana termasuk penggunaan teknologi kebencanaan memainkan peran yang sangat penting dalam pelaksanaan program kebencanaan Basarnas.
“Indonesia melalui Basarnas dan Jepang melalui Fire and Disaster Management Agency (FDMA) telah menjalin hubungan yang erat dalam berbagai aspek kebencanaan khususnya pada tahap tanggap darurat,” ujar Kusworo.
Forum internasional kebencanaan yang berlangsung dua hari ini menampilkan pemaparan materi dari Basarnas, BNPB, Kementerian ESDM, BMKG, Dinas Pemadam Kebakaran DKI, FDMA, dan sejumlah perwakilan Perusahaan Jepang terkait dengan produk penanganan kebencanaan.
Berbagai produk pencegahan bencana unggulan Jepang dipamerkan dalam forum ini. FDMA (Fire and Disaster Management Agency) adalah yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, yang berfokus pada pencegahan kebakaran, pemadaman, pertolongan darurat, dan penyelamatan.
Lembaga ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
Discussion about this post