Pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini.
Pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan PT Vale, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33 persen pada tahun 2030.
PT Vale dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi 73 ribu ton per tahun.
“Kami akan membawa praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali. Selain menyukseskan program hilirisasi pemerintah, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat dan bumi kita,” ujar Febriany Eddy.
Senada, Presiden Komisaris PT Vale dan Wakil Presiden Eksekutif Bisnis Base Metal Vale, Deshnee Naidoo mengatakan, peletakan batu pertama ini memperkuat komitmen PT Vale kepada rakyat Indonesia yang terus mendorong kemajuan dengan akselerasi yang dilakukan melalui jalur pertumbuhan bernilai miliaran dolar.
“Bersama dengan mitra, kami bersemangat untuk mewujudkan proyek pertumbuhan kritikal yang akan menghasilkan produksi nikel rendah karbon dengan aman dan berkelanjutan serta mendukung rantai pasokan domestik untuk bahan transisi energi dan kendaraan listrik,” kata Deshnee.
PT Vale juga akan menerapkan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berkelanjutan dengan bercermin pada praktek terbaik (best practice) yang dilakukan di Blok Sorowako.
Pada periode 2015-2022, PT Vale telah menggelontorkan Rp46 miliar untuk berbagai program sosial di 17 desa, yang termasuk area pemberdayaan, baik di Kecamatan Bungku Timur, Kecamatan Bahodopi dan juga ditingkat Kabupaten Morowali.
Discussion about this post