“Prosesnya sangat seru dan lumayan lama karena dikerjakan pas aku bolak-balik dari Kediri-Malang, dengan timeline yang berbeda-beda,” kata Verenathania soal proses pembuatan video tersebut.
Video 1st EP (Live Session) digarap bekerjasama dengan Kondimen Malang yang akan meluncurkan rubrik baru berjudul “Bermusik di Kopian” dan Culture Club Coffee sebagai lokasi syuting. Sengaja mereka take video di tengah-tengah operasional kafe karena memang ingin mengambil ambience alami yang ada di kafe tersebut.
Tak tanggung-tanggung, di sini Verenathania juga didukung oleh Bacchus Indonesia, Bromo Guitar, dan NUX yang menjadikan dia sebagai salah satu brand ambassador-nya.
“Itu mungkin karena aku ngelawan rasa maluku dalam bermedsos, hehe. Sampai suatu saat Covid-19 datang, aku jadi makin terdorong buat aktifin media sosial. Mungkin dari situ aku bisa gained views dan followers ya…” kata Verenathania tentang bagaimana dia bisa mendapatkan endorsement dari brand produsen gitar dan efek.
Selain bermusik, Verenathania juga tercatat sebagai salah satu karyawan pada perusahaan bank swasta. Apakah dia lalu kesulitan untuk membagi waktu antara karir musik dan kerja kantoran?
“Jujur masih belajar buat ngebagi waktu. Kadang masih banyak melesetnya karena abis kerja pasti pulangnya udah capek. Kalo weekend maunya main. Tapi aku push diriku karena aku udah dikasih berkah ini-itu jadi sayang banget kalo aku biarkan begitu aja. Jadi rasa syukur aja yang bikin aku masih bisa terus stay memaksakan diri, in a good way, untuk tetep bermusik sambil bekerja,” jelasnya.
“Semoga EP ini bisa jadi jembatan untuk perilisan albumku di tahun depan. Aku ingin orang-orang bisa menikmati versi yang super duper lain dari ketiga laguku yang dirilis kemarin-kemarin. Semoga aku juga bisa lebih berani take a risk untuk musikku dan bisa eksplor lebih banyak lagi bersama-sama dengan tim yang supportive,” ucapnya penuh harap.
Lantas, apa rencana Verenathania ke depannya?! Verenathania mengaku semangat untuk merencanakan album di tahun depan.
“Bikin album lah ya di tahun 2026. Bisa yuk, wkwkwk. Slowly but sure. Intinya sampai aku bisa menemukan identitas diriku sendiri dalam bermusik. Sampai orang-orang itu ngeh dan bisa bilang: ‘Oh, ini sih Veren banget!…’tutup Verenathania.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:



Discussion about this post