PENASULTRAID, KONAWE SELATAN – Pondok Pesantren Minhajut Thullab Andolo Utama kembali menegaskan posisinya sebagai pesantren modern yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Di bawah kepemimpinan KH. Wildan Habibi, Ponpes Minhajut Thullab mengadopsi kurikulum terpadu antara pendidikan pesantren dan pendidikan nasional, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP hingga SMA, sekaligus menaruh perhatian serius pada penguatan kemandirian ekonomi dan literasi digital.
Menutup tahun 2025, Ponpes Minhajut Thullab menggelar edukasi literasi digital dan pengenalan sekolah digital yang melibatkan seluruh wali santri. Kegiatan ini dilaksanakan di aula utama Ponpes Minhajut Thullab, Minggu, 14 Desember 2025, setelah pelaksanaan pengajian rutin yang sebelumnya berlangsung di masjid pesantren.
Kegiatan tersebut dirancang khusus sebagai langkah preventif dan edukatif menjelang masa libur santri, ketika para santri kembali ke rumah masing-masing dan berinteraksi lebih intens dengan telepon genggam, internet, dan media sosial.
Pimpinan Ponpes Minhajut Thullab, KH. Wildan Habibi, menegaskan bahwa pendidikan karakter santri tidak boleh terputus hanya karena jarak dan libur sekolah.
“Santri hari ini hidup di dua dunia, dunia nyata dan dunia digital. Karena itu, orang tua perlu dibekali pemahaman agar mampu mendampingi anak-anaknya menggunakan teknologi secara bijak, bermartabat, dan sesuai nilai-nilai pesantren,” ujar KH. Wildan.
Ia menjelaskan bahwa literasi digital bukan sekadar kemampuan menggunakan gawai, tetapi juga menyangkut etika bermedia sosial, pengendalian diri, perlindungan data pribadi, serta kemampuan menyaring informasi.
“Kami tidak melarang teknologi, justru kami mendidik cara menggunakannya. Santri harus cerdas secara intelektual, kuat secara spiritual, dan bijak secara digital,” tambah Wildan.
Dalam kesempatan tersebut, pihak pesantren juga memperkenalkan sistem sekolah digital yang dikembangkan untuk mendukung transparansi dan kolaborasi antara pesantren dan orang tua santri.

Discussion about this post