“Gue sejujurnya agak takut untuk membuat sesuatu lagi bareng The Jems selepas Didit pergi. Takut berubah aja soul-nya, karna kita ga bisa boong Didit teman baik kita, dan band ini berdiri pun atas asas pertemanan, jadi kaya kerasa banget aja kehilangan ketika Didit pergi,” tutur sang vokalis.
“Album ini sih sebenarnya kita ciptain untuk pengenalan bentuk dan bagaimana The Jems yang baru, setelah Fikri datang dan mengisi bangku drum di belakang,” tutur Kesid sang gitaris.
“Tapi emang kerasa banget sih, untuk materi-materi yang ngebut musiknya, di mini album ini bener-bener terasa nendang banget secara bagaimana bentuk sound dari mini album kita ini,” tambah Dito.
“Secara lirikal gue juga gak mau nga-nge-ngo kaya di lagu ‘Kalian Memang Bodoh’ gue secara gamblang kasih tau aja ke mereka apa yang kita suka, dan apa yang biasanya kita suka lakuin bareng-bareng, ‘kan liriknya kaya gini ‘Slank Belum Mati Masih Berkumandang, Tattoo Rock Petir Hormati Komunal, Sambangi Gigs Tuk’ Cari Refrensi, Pagi Tertidur Lalu Mulai Lagi’ gitu deh pokoknya haha,” sambung Dito sembari tertawa.
Secara sound The Jems kembali menghadirkan beberapa nuansa kedalam karya-karyanya. Dua materi ngebut yang di fitrah dengan nama ‘Kalian Memang Bodoh’, serta ‘Bang, Bang, Bang!’ The Jems sepakat untuk menyatukan beberapa unsur seperti Bass-line yang identik dengan musik Reggae hingga solo gitar klasik yang kadang secara tidak sengaja dikeluarkan oleh sang gitaris Kesid.
Sementara, di luar dari dua materi di dalam mini album tersebut, seperti ‘Mars The Jems’ mereka mengeluarkan unsur musik marching band. Lagu ini juga didapuk sebagai lagu kebangsaan resmi milik The Jems.
Lalu satu track lagi di isi dengan ‘We Owe You Nothin’ sebuah lagu pop-depresif yang hanya berisikan sebuah vokal ‘tak niat dari sang vokalis dan dentingan broken piano yang dimainkan dengan skill seadanya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post