<strong>PENASULTRA.ID, MOROWALI</strong> - Vice President (VP) Direktur PT Vale Indonesia, Adriansyah Chaniago mengadakan peninjauan ke lokasi mega proyek pembangunan pabrik nikel di Blok Bahodopi Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 22 dan 23 Mei 2022 lalu. Adriansyah Chaniago mengatakan, kehadirannya untuk melihat langsung lokasi rencana pembangunan pabrik di Blok Bahodopi, apa saja yang nantinya menjadi tantangan perseroan jika pelaksanaan pembangunan pabrik akan berjalan. “Blok Bahodopi merupakan cikal bakal pengembangan pengolahan pabrik bahan baku baterai, dan tentu butuh kesiapan matang sebelum nantinya mulai dijalankan pengerjaan infrastukturnya,” kata Adriansyah. Tak hanya melihat lokasi pengembangan pabrik di Blok Bahodopi, Adriansyah Chaniago juga mengadakan sharing session bersama seluruh tim di Blok Bahodopi dari tim proyek hingga eksternal relation untuk mengetahui seperti apa tantangan yang dihadapi. “Semangat tim Vale di Blok Bahodopi dalam mengawal proyek ini begitu besar, tentunya itu harus terus didukung dengan seluruh pihak termasuk stakeholder yang banyak memberikan supportnya,” ujar Ardiansyah. Di Blok Bahodopi tersebut, PT Vale Indonesia berencana mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen Kontrak Karya, untuk merealisasikan proyek pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulteng dan Sulawesi Tenggara (Sultra). Proyek Blok Bahodopi meliputi Kontrak Karya PT Vale seluas 16,395 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulteng. Proyek Blok Bahodopi ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter yang akan dilakukan oleh perusahan patungan yang dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai. Saat ini, studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan. Tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali. Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi. Proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan. Sementara di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale mengelola area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektar. Proyek tersebut terdiri dari dua yakni, proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining, Co. Ltd (SMM) dan PT Vale. <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/lA_GXcG7E3k
Discussion about this post