Melanjutkan keberhasilan dua gelombang retret tersebut, Presiden RI kemudian memerintahkan langsung agar retret juga dilakukan untuk jajaran Sekretaris Daerah, mengingat peran strategis Sekda sebagai penggerak utama mesin birokrasi dan koordinator seluruh perangkat daerah dalam mengimplementasikan visi dan misi kepala daerah.
“Retret bagi para Sekda ini penting untuk memberikan pemahaman mendalam tentang tugas, fungsi, dan sinergi lintas sektor. Sekda itu adalah tulang punggung birokrasi daerah. Maka, mereka perlu diberikan ruang untuk merefleksi, memperkuat kepemimpinan, dan membangun jaringan kerja yang solid,” tegas Sugeng.
Lokasi retret Sekda se-Indonesia direncanakan tetap di tempat yang sama dengan retret gelombang pertama, yaitu di Akmil Magelang. Nantinya, retret ini juga akan menghadirkan arahan langsung dari Presiden dan para pejabat tinggi negara, sebagaimana pola yang sudah diterapkan sebelumnya.
Sugeng menambahkan bahwa pelaksanaan retret ini merupakan bagian dari pendekatan baru dalam pembinaan birokrasi pemerintahan daerah, yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek teknis dan administratif, tetapi juga mendorong perubahan pola pikir, pembentukan karakter kepemimpinan, dan peningkatan motivasi pengabdian.
Sugeng menegaskan bahwa evaluasi kinerja kepala daerah dan perangkatnya kini telah memiliki dasar hukum yang kuat, yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) terbaru, yang akan menjadi instrumen penilaian atas implementasi program strategis nasional dan proyek strategis nasional oleh daerah.
“Saat ini sudah ada Permendagri yang akan menjadi dasar untuk mengevaluasi kinerja Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Kinerja mereka dalam menyukseskan program dan proyek strategis nasional akan dinilai secara terukur, dan Kemendagri bersama lembaga pengawasan lainnya akan terus memantau,” jelasnya.
Dalam sesi pemaparan materi, Wagub Hugua juga menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam membangun sistem kepemimpinan yang transformatif. Ia memuji Pemkot Kendari sebagai pionir yang menginisiasi retret, dan menyebut kegiatan ini sebagai langkah awal dalam menciptakan sistem kepemimpinan baru di birokrasi.
“Retret ini adalah cara cerdas untuk men-reset cara berpikir birokrasi. Ini bagian dari upaya membangun ulang sistem kepemimpinan yang tidak hanya mengatur, tapi juga menginspirasi. Seorang pemimpin tidak cukup hanya pandai mengelola, tapi harus bisa membangun teamwork dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan bersama,” ujarnya.
Hugua juga menyoroti pentingnya memahami arah perjalanan pembangunan daerah.
“Kalau kita tidak tahu arah perjalanan, kita kehilangan tujuan. Tapi kalau kita tahu arah, maka Insya Allah kita akan sampai,” tegasnya.
Dalam sesi interaktif, Wagub Hugua mengajak para peserta retret untuk berdiskusi tentang esensi kepemimpinan. Ia menggali pendapat para peserta mengenai perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan serta bagaimana seorang pemimpin harus mampu menginspirasi dan mengarahkan organisasi secara berkelanjutan.
“Yang dilakukan Ibu Wali hari ini adalah menciptakan sistem kepemimpinan baru, maka para peserta yang hadir di sini adalah pemimpin-pemimpin potensial yang sedang ditempa untuk berpikir lebih luas, lebih strategis, dan lebih relevan dengan tantangan ke depan,” ungkapnya.
Retret selama tiga hari ini mengusung semangat meninggalkan rutinitas untuk menyatukan visi, memperkuat kekompakan internal, serta mendorong peningkatan integritas dan loyalitas terhadap visi-misi daerah.
Retret Pemkot Kendari tahun 2025 ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tapi juga komitmen bersama menuju pemerintahan yang lebih efektif, adaptif, dan humanis, dengan harapan besar mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post