PENASULTRAID, KENDARI – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara (Sultra) Hugua menerima kunjungan kerja Komisi II DPR RI, Muhammad Rifqinizamy Karsayuda bersama Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk di Kantor Pusat Bank Sultra, Rabu 27 Agustus 2025.
Kunjungan ini merupakan bagian dari Kunjungan Kerja Spesifik Komisi II DPR RI di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan agenda utama pengawasan terhadap Bank Daerah sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD).
Dalam sambutannya, Hugua menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas kunjungan Pemerintah Pusat serta Komisi II DPR RI ke Bank Sultra. Menurutnya, kunjungan tersebut merupakan bentuk perhatian sekaligus kehormatan bagi Sulawesi Tenggara.
“Selamat datang di Bumi Anoa. Kehadiran Ketua Komisi II, anggota DPR RI, dan Ibu Wamen tentu menjadi kebanggaan bagi kami di Sulawesi Tenggara. Semoga kunjungan ini membawa manfaat, khususnya dalam penguatan peran Bank Daerah agar lebih berkontribusi bagi pembangunan ekonomi di daerah,” ujar Hugua.
Wagub menegaskan, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sultra saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk syarat modal inti minimum sebesar Rp3 triliun yang belum terpenuhi. Untuk itu, pihaknya tengah menjajaki peluang kerja sama dengan Bank Jatim sebagai langkah strategis.
“Kami berharap dukungan dari Komisi II DPR RI dan Kemendagri agar Bank Sultra sebagai BUMD benar-benar dapat menjadi milik daerah yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat Sultra,” terang Hugua.
Mantan Bupati Wakatobi dua periode itu juga menyoroti komposisi portofolio pembiayaan Bank Sultra yang dinilai masih dominan pada sektor konsumtif, yaitu sekitar 90 persen, sementara pembiayaan produktif hanya 10 persen.
Ia berharap ke depan Bank Sultra lebih berani melakukan pembiayaan produktif, terutama di sektor pertanian, perdagangan, dan sektor unggulan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“PDRB Sultra masih 32,5 persen berasal dari sektor pertanian, namun pertumbuhannya baru 0,7 persen per tahun. Artinya, kontribusi pembiayaan produktif, khususnya di bidang pertanian, masih sangat kecil. Bank Sultra harus lebih aktif mendorong sektor ini agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Hugua juga menekankan pentingnya pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Sultra agar lebih tepat sasaran.
Discussion about this post