Keamanan dan Gaya Dorong Pilihan Sunscreen Lokal
Laporan Jakpat yang melibatkan 1.023 responden ini menunjukkan sejumlah pola menarik dalam perilaku konsumen di sektor sunscreen. Faktor distribusi menjadi kunci utama, dengan 75% konsumen menempatkan kemudahan menemukan produk sebagai prioritas tertinggi.
Hal ini menegaskan bahwa kualitas formula terbaik sekalipun tidak akan berarti jika produk sulit diakses. Di sisi lain, keamanan produk tidak bisa ditawar. Sebanyak 70% konsumen meminta adanya uji dermatologis, menjadikan kredensial klinis sebagai standar dasar yang wajib dipenuhi, bukan sekadar nilai tambah.
“Akhir-akhir ini mulai muncul kekhawatiran pada konsumen, tentang isu keamanan produk, terutama setelah maraknya berita tentang produk kosmetik yang ditarik oleh BPOM. Penekanan pada nilai keamanan produk ini bisa menjadi salah satu faktor penting dalam memilih sebuah produk sunscreen,” komentar Aska.
Menariknya, estetika juga mendapat perhatian besar bahkan untuk produk yang bersifat fungsional. Sebanyak 62% konsumen menginginkan kemasan menarik dan 61% memilih merek yang trendi. Ini menunjukkan bahwa tampilan visual dan relevansi gaya hidup kini menjadi faktor penting, bahkan untuk kategori seperti tabir surya.
Survei Jakpat menunjukkan faktor kesesuaian SPF dan PA dengan kebutuhan, jauh lebih tinggi pada responden perempuan (82%) dibandingkan laki-laki (56%). Selain itu, pola pengaruh sosial juga berbeda antara keduanya. Perempuan cenderung lebih sensitif terhadap dukungan ahli (74%) dibanding laki-laki (55%).
Wardah juga menempati posisi teratas sebagai top of mind sunscreen lokal dengan 29%, unggul jauh dari merek lain. Azarine berada di peringkat kedua dengan 10%, diikuti Emina dan Hanasui yang sama-sama mencatat 4%. Sementara itu, Kahf meraih 3%.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post