<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1613800142385000&usg=AFQjCNEWJDxYa6Jo-SCkVQmh4ov8-N9zPg">PENASULTRA.ID</a>, WAKATOBI</strong> – Warga Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyayangkan demonstrasi sekelompok pemuda yang menyoal bantuan beras salah satu tokoh masyarakat Buton, Samsu Umar Abdul Samiun. Padahal bantuan beras tersebut diketahui merupakan bentuk perhatian Umar Samiun terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19. Ningsi, warga pulau Tomia mengatakan, bantuan dari mantan Bupati Buton tersebut mestinya didukung bukan didemo. Sebab, kata dia, masyarakat sangat membutuhkan uluran tangan dermawan ditengah mewabahnya virus Corona saat ini. “Sebagai masyarakat kecil kita tidak tahu urusan politik. Yang jelas kami sangat berterima kasih kepada pak Umar Samiun yang telah ikhlas memberikan bantuan kepada kami. Bantuan beras ini telah mengurangi sedikit beban hidup yang kami keluhkan selama pandemi Covid-19,” kata Ningsi, Sabtu, 14 November 2020. Semestinya, kata Ningsi, pemuda selalu berada digarda terdepan dalam mendorong pemerintah daerah untuk berbuat lebih banyak terhadap masyarakat Wakatobi yang terdampak Covid-19. Selain dirinya, ia menyebut, warga Binongko juga tidak mempersoalkan bantuan beras yang disalurkan oleh tokoh masyarakat Buton berpengaruh itu. “Saya kira tidak ada salahnya bantuan itu. Kalau ada yang tolak apa alasannya? Kita sebagai masyarakat justru berterima kasih. Kita berharap ada lagi bantuan seperti ini dari pihak manapun,” tutur Nur Baya, warga Wakatobi lainnya. Sementara itu, Rahman Jadu, salah satu pemuda Wakatobi mensinyalir demostrasi yang dilakukan baru-baru ini telah ditunggangi muatan politik oleh salah satu pasangan bupati. Langkah itu menurut dia justru membuat blunder bagi calon yang berada dibalik aksi tersebut karena mendapat bully dari masyarakat yang lagi kesulitan ekonomi ditengah pandemi Covid-19. “Saya kira bantuan itu bukan suatu pelanggaran dalam Pilkada karena Umar Samiun bukan calon tapi tokoh masyarakat yang banyak keluarganya di Liya. Saya kira wajar saja dia lakukan itu,” tegas Rahman. Sebelumnya, sejumlah pemuda melakukan unjuk rasa meminta Bawaslu dan Pemerintah Daerah Wakatobi menghentikan penyaluran beras 100 ton bantuan yang didonasikan Samsu Umar Samiun kepada warga terdampak Covid-19. Para pengunjuk rasa menuding aksi sosial tersebut menguntungkan salah satu dari dua kandidat calon bupati-wakil bupati Wakatobi yang kini tengah bertarung. Sementara, Umar Samiun sendiri diketahui bukanlah salah satu tim pemenangan atau calon yang tengah berlaga di Pilkada Wakatobi saat ini. <strong>Penulis: Deni La Ode Bono</strong> <strong>Editor: Irwan</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/G_zq8HK8Ab0
Discussion about this post