”Melalui program prioritas ini diharapkan keluarga akseptor KB dan keluarga berencana rentan stunting yang tergabung dalam kelompok UPPKS dapat menjadi penggerak motivator dan impresor bagi keluarga akseptor lainnya untuk ikut serta dalam meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga,” kata Nopian.
Namun sayangnya terdapat miskonsepsi terhadap UPPKS yang merupakan bagian dari UMKM dan menyebabkan pemerintah daerah tidak terpaparkan dengan baik.
”Inilah yang perlu kita kembangkan, kita tidak mungkin bekerja sendiri dan tidak mungkin hanya BKKBN saja, kalau BKKBN saja seperti inilah Pak, seperti inilah, dia tetap hidup ya hidup, tapi tidak berkembang,” tambah Nopian.
Program percepatan penurunan stunting juga didukung oleh pihak swasta yang bekerjasama dengan BKKBN. Salah satu mitranya adalah Nestle Indonesia.
Eka Herdiana, S. Gz Corporate Nestle menyampaikan, pada Agustus hingga Desember 2022, bersama BKKBN pihaknya membangun Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di 2 lokus di wilayah Kabupaten Karawang (Kel. Karawang Kulon dan Desa Gintungkerta). Total ada 37 kader terbentuk sebagai Tim DASHAT dan berhasil memberikan intervensi gizi kepada 85 anak balita usia 1-5 tahun.
“Program DASHAT ini berhasil menurunkan 23% angka stunting dan meningkatkan status gizi sebanyak 50%. Dari hasil intervensi gizi dan pengembangan masyarakat, telah menjangkau lebih dari 1200 ibu (balita dan hamil) & kader, sehingga diperoleh hasil peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan gizi mikro (kalsium, Zat besi dan Zink) dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan,” kata Eka.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post