PENASULTRA.ID, KENDARI – Bank Indonesia (BI) bersama Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) telah sukses melaksanakan ekspedisi rupiah berdaulat (ERB) di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 2023 lalu.
Kini, BI dan TNI AL kembali bekerja sama melalui program kas keliling kepulauan ERB di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) Sultra menggunakan kapal perang Republik Indonesia (KRI) Marlin-877 mulai 3 hingga 9 Mei 2024.
Pelaksanaan ERB Sultra 2024 yang ditandai dengan pelepasan tim ekspedisi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto dan disaksikan oleh Direktur Departemen Pengelolan Uang Bank Indonesia, Faris Budiawan di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari, Jumat 3 Mei 2024.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, ekspedisi rupiah berdaulat bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia yang berada di wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T) untuk mendapatkan uang layak edar.
Kegiatan ini sebagai bagian dari perjanjian kerja sama (PKS) antara BI dan dengan TNI AL mengenai pendistribusian, pengamanan, dan pengawalan uang rupiah dari dan ke BI atau Perwakilan BI serta wilayah perbatasan dan 3T di NKRI.
Pada 2024, Sultra terpilih sebagai lokasi penyelenggaran ERB mempertimbangkan keberhasilan pengawalan ERB Sultra 2023 lalu serta arti penting Sultra bagi Indonesia yang tergambarkan dengan indah pada rupiah pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2022 yang menyematkan keindahan Wakatobi pada salah satu sisinya
“Gugusan kepulauan Wakatobi semakin menyalakan api semangat untuk menjamin ketersediaan rupiah, sebab transaksi menggunakan rupiah adalah hak seluruh bangsa Indonesia yang dijamin oleh BI sebagai salah satu tugas utamanya,” kata Doni.
Menurutnya, rute ERB di wilayah 3T yakni di Pulau Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko di Kabupaten Wakatobi serta Pulau Runduma yang merupakan pulau dengan titik terjauh sebelah utara Sultra.
“Kami menyiapkan modal kerja sebesar Rp20 miliar, ini meningkat sebesar 53,84 persen dari 2023 yang hanya sebesar Rp13 miliar untuk mendorong ketersediaan uang layak edar di wilayah 3T Sultra,” ujar Doni.
Discussion about this post