Partai CNRT yang menyokong Gusmao berhasil merebut 31 dari 65 kursi parlemen, kurang dari suara mayoritas yang dibutuhkan, dan harus membentuk aliansi dengan Partai Demokrat untuk membentuk pemerintahan.
Xanana menghabiskan bertahun-tahun memimpin Front Revolusioner untuk sayap militer Timor Timur Merdeka (Fretilin) dalam perjuangan kemerdekaan melawan Indonesia.
Pemimpin karismatik itu menjadi presiden pertama negara itu pada 2002 setelah kemerdekaan yang mengakhiri 24 tahun kepemimpinan Indonesia.
Pada 2007, ia mendirikan CNRT, menjadi perdana menteri dan menjabat di posisi tersebut hingga 2015. Namun ia memutuskan untuk mengundurkan diri untuk memberikan kesempatan kepada generasi pemimpin yang lebih muda untuk memimpin Timor Leste.
Namun saat dia mundur ke belakang layar, analis mengatakan dia terus berusaha, dan sering dilihat sebagai raja di negara itu.
Sumber: voaindonesia
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post