Karena itu Hasto mengajak YDKK melakukan upaya percepatan penurunan stunting itu dengan melakukan tiga hal berkaitan dengan faktor penyebabnya.
Pertama, faktor jauh, yakni stunting penyebabnya karena sanitasi yang buruk, ketiadaan jamban. Intervensi terhadap faktor jauh menurut Hasto, dampak terhadap penurunan stunting cukup lama.
“Butuh waktu antara 3 sampai 5 tahun maka stuntingnya baru bisa diturunkan,” kata Hasto.
Faktor kedua, Hasto mengatakan adalah faktor menengah yakni stunting yang disebabkan karena jumlah anak dalam satu keluarga yang terlalu banyak, jarak waktu melahirkan yang terlalu dekat, serta melahirkan pada usia terlalu muda ataupun terlalu tua.
“Intervensi untuk menurunkan stunting pada faktor ini melalui penggunaan kontrasepsi. Kita bisa melakukan gerakan pasang alat kontrasepsi. Sebab, jarak waktu melahirkan ini berpengaruh terhadap prevalensi stunting. Yang banyak anak, jarak melahirkan terlalu dekat, maka angka stuntingnya tinggi,” kata Hasto.
Penyebab ketiga, Hasto mengatakan adalah faktor dekat.
“Intervensi langsung untuk faktor dekat ini bisa dilakukan dengan memberikan bantuan makanan kepada bayi berisiko stunting. Kalau dilakukan intervensi ini maka waktunya sangat cepat untuk menurunkan stunting. Butuh waktu satu sampai dua tahun, angka prevalensi stunting pasti turun,” kata dia.
Hasto mengajak YDKK untuk mengkampanyekan bahan-bahan pangan murah yang mengandung protein hewani dan kaya nutrisi seperti telur, ikan lele, daun kelor, minyak merah, dan beras fortifikasi.
Tidak hanya itu, Hasto juga mengajak YDKK untuk melakukan pembinaan kepada calon pengantin.
Sumber: Media Center BKKBN
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post