“Harus giat dipromosikan apa yang sekiranya menarik melalui foto dan narasi. Jangan lupa tawarkan kenyamanan dan rasa aman misalnya ketersediaan fasilitas pendukung seperti homestay karena yang di cari oleh wisatawan itu rasa aman dan nyaman seperti di rumah sendiri,” La Bakry menambahkan.
Pariwisata bukan pekerjaan dadakan, katanya, harus penuh persiapan secara bertahap sembari mempersiapkan SDM, dengan cara mengadakan pelatihan agar bisa menyuguhkan destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi.
“Semoga dengan adanya pelatihan ini para pengelola desa wisata bisa memperluas wawasannya karena pariwisata ini bersifat jangka panjang,” harap La Bakry.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Buton, Rusdi Nudi mengatakan, saat ini Buton merupakan pemilik desa wisata terbanyak di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dimana dari 23 desa, yang didaftarkan di aplikasi jejaring desa wisata (Jadesta) sebanyak 17 desa.
Dari 17 desa yang mengikuti ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), sebanyak 12 desa dan dua diantaranya (Desa Wabula dan Desa Wasuemba) berhasil masuk 500 besar namun tidak sampai 50 besar karena keterbatasan atau kurangnya unsur Sapta Pesona.
Discussion about this post