Menurutnya, pasca bencana banjir menyebabkan 715 kepala keluarga (KK) terdampak dan satu jiwa meninggal dunia. Sedangkan kerugian materil sebanyak 715 unit rumah terendam dan satu unit kantor lurah terdampak.
“Upaya penanganan banjir BPBD Kota Kendari berkoordinasi dengan pemerintahan setempat dan melakukan pendataan dan melakukan pembersihan rumah warga yang terdampak banjir bersama Damkar Kota Kendari, Balai Wilayah Sungai dan masyarakat,” beber Abdul Muhari.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi dari Kasi Logistik BPBD Kota Kendari, Dedi, kondisi banjir sebagian wilayah di Kendari berangsur surut.
Namun ada wilayah yang kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi pada Rabu 6 Maret 2024 pukul 02.00 Wita dini hari. Banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter terjadi di daerah kelurahan Sanua, dan kampung Salo.
“Dampak dari banjir Sebagian korban mengungsi ke rumah saudara, BPBD bersama dinas sosial mendirikan dapur umum di Kelurahan Sanua dan Kampung Salo,” ujar Abdul Muhari.
Antispasi banjir oleh tim gabungan dengan melakukan pembersihan drainase sudah secara rutin, namun besar luapan air dan terjadi air laut pasang sehingga air tidak bisa mengalir ke laut.
Discussion about this post