PENASULTRA.ID, YOGYAKARTA – Pembahasan mengenai working mom dan stay at home mom sudah menjadi hal yang sering dibahas sejak lama. Namun, akhir-akhir ini isu tersebut kembali diperbincangkan setelah opini dari salah satu pengguna Twitter @tweetsbyfarah yang menarik perhatian publik dan mengundang berbagai pendapat baik pro maupun kontra.
Ibu yang bekerja masih memiliki penilaian negatif karena dianggap mengabaikan anaknya. Beberapa orang berpendapat jika anak sebaiknya diasuh langsung oleh ibu juga ayahnya, sehingga menjadi ibu rumah tangga merupakan pilihan yang sesuai agar anak dapat tumbuh dengan baik.
Namun, sebagian lagi berpendapat jika anak dari ibu yang bekerja juga dapat tumbuh dengan baik. Bahkan terdapat beberapa pendapat dari netizen yang mengaku dibesarkan oleh orang lain karena ibunya bekerja, dan ia masih dapat tumbuh sehat baik fisik maupun psikis.
Isu mengenai pilihan seorang ibu bekerja atau ibu rumah tangga memiliki keterkaitan dengan pembahasan pilihan parenting. Karenanya terkadang terdapat beberapa pendapat yang menilai cara parenting yang dianggap kurang benar dan menjurus kepada mom-shaming. Seperti pendapat mengenai tumbuh kembang anak, makanan yang diberikan, kebiasaan, disiplin, dan lainnya.
Mengutip dari survei yang dilakukan oleh Jakpat pada tahun 2018 mengenai
Mom-shaming: Perspective of Mothers dijelaskan dari 574 responden sebanyak 72,65% mengatakan mom-shaming terjadi dengan berbicara langsung kepadanya secara pribadi.
Selain itu, sebanyak 64,49% responden yang pernah mengalami mom-shaming
dari media sosial dilaporkan mengurangi frekuensi postingan mereka di media sosial.
Survei dibagikan kepada 653 ibu responden dan disaring untuk mencari ibu yang sudah memiliki anak. Dan ada 574 responden yang memenuhi persyaratan survei. Selain terjadi melalui media sosial, bahkan mom-shaming juga terjadi secara langsung di lingkungan sekitar.
Discussion about this post