PENASULTRA.ID, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menegaskan komitmennya untuk mengawal segala jenis investasi luar negeri yang akan masuk di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Bahlil di sela-sela kunjungan kerjanya ke Frankfurt, Jerman saat melakukan pertemuan langsung dengan Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF), perusahaan multinasional Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia.
Pertemuan tersebut guna menindaklanjuti minat investasi BASF di bidang industri smelter/pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.
Rencananya, BASF bekerja sama dengan Eramet, perusahaan pertambangan asal Perancis, akan melakukan kerja sama investasi kompleks pengolahan nikel-kobalt untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik. Proyek tersebut mencakup pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Base Metal Refinery (BMR).
Bahlil menyebut, rencana investasi BASF tersebut sejalan dengan fokus pemerintah Indonesia saat ini dalam mewujudkan hilirisasi industri. Olehnya itu, Bahlil meminta agar investasi BASF tidak hanya berhenti pada industri pemurnian nikel, namun hingga produk akhir berupa komponen baterai listrik.
Discussion about this post