PENASULTRA.ID, JAKARTA – Kapal kargo Rwabee milik Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang berlayar di Laut Merah dibajak pemberontak Houthi Yaman, Minggu 2 Januari 2022.
Kapal tersebut dikabarkan sedang mengangkut peralatan medis dan obat-obatan milik Arab Saudi dari Pulau Sokotra, sekitar 80 kilometer di timur Tanduk Afrika.
Dalam kapal kargo Rwabee tersebut, sejumlah awak kapal yang salah satunya awak berasal dari Indonesia, Surya Hidayat Pratama, Chief Officer belum diketahui nasibnya hingga kini.
Dalam tayangan Youtube Radarekspres, Sabtu 8 Januari 2022, “Pemberontak Houthi Yaman Membajak Kapal Uni Emirat Arab, 1 Diantaranya Warga Makassar” istri dari pelaut Indonesia itu, Sri Rahayu mengungkapkan harapannya kepada pemerintah Indonesia, Presiden Joko Widodo untuk dapat membantu pembebasan suaminya.
Di tayangan itu pula pihak Humas Serikat Pelaut Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta perhatian dari pemerintah.
Peristiwa pembajakan kapal kargo Rwabee ini mendapat perhatian dan tanggapan dari Pengamat Maritim dan Pendiri dari Perkumpulan Ahli Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (AKKMI), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa.
Ia meminta pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk membantu pembebasan awak kapal Indonesia itu.
Apalagi muatan yang dibawa oleh kapal tersebut adalah alat-alat kesehatan yang tentunya harus mendapatkan prioritas dalam situasi perang dan pandemi covid-19 yang juga sedang dihadapi dikawasan itu.
Meriahkan HPN 2022, PWI Kota Bogor Adakan Lomba Video Potensi Wilayah https://t.co/igJ85ga8HI
— Penasultra.id (@penasultra_id) January 10, 2022
“Saya mendesak agar pihak-pihak yang memiliki otoritas agar bisa membuka jalur diplomasi yang dibutuhkan, agar bisa menyelamatkan warga Indonesia yang disandera,” kata Capt. Hakeng melalui rilis persnya, Selasa 11 Januari 2021.
Ia mendukung langkah yang diambil oleh Serikat Pelaut Sulawesi Selatan (SPSS) yang telah berusaha menghubungi pihak KBRI di negara UEA.
Discussion about this post