PENASULTRA.ID, WAKATOBI – Wakatobi Wonderful Festival and Expo atau lebih dikenal dengan Wakatobi Wave kembali digelar. Festival budaya bahari terakbar ini menandai denyut pariwisata maritim di kabupaten berjuluk surga bawah laut terindah di dunia pasca-hiatus akibat pandemi Corona awal tahun 2020 lalu.
Wakatobi Wave telah berjalan tujuh kali dan masuk dalam kalender event nasional. Acara akbar tahunan ini adalah sinyal jika industri pariwisata di sana bersiap bangkit.
Kabupaten yang digawangi Bupati Haliana dan Wakil Bupati Ilmiati Daud kini tengah bersolek, menjamu wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin mengeksplor keindahan laut Wakatobi.
Dari Tiarap Kembali Bergeliat
Wakatobi Wave membangkitkan citra dan minat kunjungan ke kepulauan yang terletak di segitiga karang dunia. Ekonomi yang semula tiarap perlahan bergeliat.
Pelaku usaha keciprat rupiah dari ribuan pendatang yang berbelanja oleh-oleh produk khas Wakatobi. Hal ini diakui pemilik usaha cenderamata dan kuliner khas Wakatobi, Waode Asfinah.
Owner Waode Shop Wakatobi tersebut ikut menjajakan produk selama event Wakatobi Wave. Diantaranya Sirup Tangkulela berbahan dasar belimbing wulu, Sambal Waode, Keripik Tuna, Pilus Rumput Laut hingga sarung khas Wakatobi. Waode Shop Wakatobi diketahui telah lolos Program Wira Usaha Unggulan BI (WUBI), wadah yang dibuat BI membawa UMKM Go Digital.
“Di Waode Shop ada beberapa UMKM yang bergabung. Dari Tomia sekitar 6 kelompok, dari Wanci juga ada. Pameran Wakatobi Wave, alhamdulillah omset sangat lumayan. Jutaan. Dari awal pameran kita ikut. Kita produksi handy craft, oleh-oleh khas Wakatobi,” ujar Waode Asfinah.
Ia menuturkan usahanya sempat kritis akibat pandemi. Kunjungan wisata seketika sepi. Aktivitas penjualan produk oleh-oleh anjlok. Kondisi miris ini membuat pelaku UMKM yang tergabung dalam Waode Shop nyaris gulung tikar.
“Tidak ada yang beli, pas bulan 5 tahun 2020, toko terpaksa kami tutup. Kita coba jual sambal ikan kemasan Sambal Waode, perkuat promosi online di medsos. Untung ada Wakatobi Wave, kita dapat pembeli dan sekaligus promosi,” ujar Asfinah.
Tak ketinggalan, bisnis rental mobil, panen untung lantaran orderan full selang event Wakatobi Wave perdana pascapandemi.
“Dari sebelum event, rental mobil kita penuh sampai event. Ini kita sampai cari tambahan mobil pribadi karena stok rental full. Banyak tamu kan yang datang. Akhirnya ramai lagi Wakatobi. Kita senang lah,” ujar Suha, driver sekaligus pemilik usaha rental mobil di Wangi-Wangi Ibu Kota Wakatobi.
Ia bercerita, bisnis rental mobil yang ia lakoni bertahun-tahun juga ambruk gegara pandemi. Dulu, lelaki berkulit sawo matang itu bisa meraup omset hingga Rp 20 juta perbulan dari aktivitas antar jemput turis yang berwisata di Wakatobi.
Discussion about this post