PENASULTRA.ID, JAWA TIMUR – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra terus berupaya mengendalikan inflasi di Sultra.
Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari strategi memperkuat implementasi 4K, yakni menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
Kemudian pengembangan komoditas strategis seperti telur ayam ras dan bawang merah.
Lalu perluasan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang diwujudkan lewat gerakan tanam cabai kendalikan inflasi (Tabe Di) serta program Pengembangan Kebun Pekarangan (P2KP), Kampung Hortikultura dan lainnya.
Namun demikian, upaya ini dinilai masih perlu dipertajam dengan program jangka menengah dan panjang agar gejolak harga dapat diminimalisir secara konsisten.
Olehnya, TPID se Sultra mengadakan studi banding ke Jawa Timur pada 2 dan 3 Oktober 2022. Dimana TPID se Sultra bertemu dengan TPID Jatim dan TPID Kabupaten Blitar untuk mengetahui program-program unggul dalam pengendalian inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan, studi banding ini dilakukan untuk memahami lebih lanjut program pengendalian inflasi TPID Jatim yang dinilai mampu memanfaatkan alokasi anggaran pengendalian inflasi dengan bekerja sama dengan BUMD secara efektif.
Bahkan TPID Kabupaten Blitar berhasil memperoleh TPID Award 2021 sebagai salah satu kabupaten kota berprestasi melalui program ketahanan pangan pada komoditas telur ayam ras.
“Ini juga sebagai kunjungan ke Blitar untuk memahami best practice proses bisnis klaster telur ayam dari hulu hingga hilir yang potensial untuk diadopsi di Sultra,” kata Doni melalui rilis persnya, Rabu November 2022.
Discussion about this post