PENASULTRA.ID, MUNA – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dr. H. LM Baharuddin Kabupaten Muna kembali menuai protes dari keluarga pasien.
Pasalnya rumah sakit kebanggaan Pemkab Muna ini diduga melalaikan NG (inisial), seorang pasien yang membutuhkan penanganan serius akibat penyakit yang diderita.
Namun bukannya mendapatkan pelayanan insentif, justru pasien berusia 73 tahun itu dibiarkan terlantar hingga menghembuskan nafas terakhirnya di ruang inap Flamboyan RSUD dr H LM Bahrudin baru-baru ini.
Buntut pelayanan yang diduga tak profesional yang diterima, cucu NG berinisial IL mengamuk. Aksi spontan pria itu terekam video amatir salah seorang warga yang kebetulan berada di tempat kejadian. Video berdurasi 00.59 detik itu pun viral hingga ke media sosial.
Menyikapi video viral itu, pihak manajemen rumah sakit dr. H. LM Baharuddin angkat bicara.
Dikutip dari laman media Tajam.co, Kepala RSUD, dr. Muhammad Marlin melalui Kepala Bagian Tata Usaha, Wa Ode Muslimat mengatakan, pasien berinisial NG masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) pada Rabu 4 September 2024 sekitar pukul 22.00 Wita dengan diagnosis penyakit hipertensi dan diabetes melitus (DM).
Di ruang UGD, kata Muslimat menerangkan, pasien diobservasi oleh dokter sebelum dipindahkan ke ruang rawat inap Flamboyan.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), dr. Wahid menyarankan pemasangan selang NGT atau selang sonde yang dimasukkan melalui hidung ke lambung untuk memberikan nutrisi dan obat, mengingat kondisi pasien sudah tidak bisa makan dan minum. Namun, anak pasien menolak tindakan medis tersebut dengan menandatangani pernyataan penolakan.
“Pada Jumat sekitar pukul 09.00 Wita, cucu pasien tiba-tiba mencari dokter untuk segera memberi tindakan karena kondisi pasien kritis. Padahal sesuai SOP perawat jaga sudah menyampaikan ke dokter yang saat itu sedang melakukan visit terhadap pasien lainnya,” kata Muslimat, Minggu 7 September 2024.
“Pasien (NG) sebelumnya sudah pernah dirawat di sini dengan riwayat stroke,” Muslimat menambahkan.
Plh Direktur RSUD dr. H. LM. Baharuddin itu mengatakan, belum sempat mendapat tindakan medis, pasien dinyatakan meninggal dunia, sehingga IL (cucu NG) yang merasa tidak mendapat pelayanan kemudian mengamuk di selasar ruang inap Melati dan merusak fasilitas sekitar.
“Kami berharap kejadian serupa tidak terulang lagi karena dapat merugikan pasien lainnya,” ujarnya.
Discussion about this post