PENASULTRAID, JAKARTA – Generasi usia produktif, khususnya Generasi Z (Gen Z) dan Milenial, menyadari pentingnya pengembangan diri (self-development). Ini adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara pribadi maupun profesional.
Pengembangan diri, yang meliputi hard skill atau soft skill, dapat dilakukan secara mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Contohnya menerapkan pola hidup sehat, ikut kursus, atau kerja sambilan.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui minat pada pengembangan diri di kalangan Gen Z dan Milenial. Laporan yang melibatkan 1549 responden ini menunjukkan ketertarikan, tujuan, dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan diri mereka.
Kebanyakan responden mengaku tertarik dengan self-development, di mana 55% berencana melakukan kegiatan pengembangan diri dan 32% sedang melakukannya. Sisanya, 13% tidak tertarik dengan topik ini. Tiga dari 5 orang menyatakan tertarik melakukan aktivitas pengembangan diri karena ingin menambah wawasan dan pengetahuan.
Alasan lain yang paling umum adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan keterampilan, terutama untuk Milenial. Sementara itu, lebih dari separuh Gen Z melakukannya untuk mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan rasa percaya diri.
Menurut Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna, Gen Z lebih aktif dalam kegiatan self-development dibanding Milenial. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih terbuka mengeksplorasi kursus untuk memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan, dan membangun kepercayaan diri.
“Sementara itu, Milenial lebih fokus pada peningkatan kualitas hidup dan pengembangan profesional, meskipun menghadapi tantangan dalam mengatur waktu,” ujar Farida.
Discussion about this post