PENASULTRAID, AMBON – Mewakili Gubernur Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, Sekda Sultra Asrun Lio mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Triwulan III Tahun 2025 bertajuk “Akselerasi Pembiayaan Inklusif untuk Memperkuat Ekonomi Sulampua” yang digelar di salah satu hotel ternama di Kota Ambon, Maluku, Kamis 21 Agustus 2025.
Sekda Asrun Lio mengatakan bahwa kegiatan tersebut cukup penting dalam rangka memperkuat fungsi advisory, baik kepada pemerintah pusat maupun daerah.
Untuk itu, Pemprov Sultra memberikan apresiasi kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan yang telah menggelar diseminasi kebijakan wilayah, untuk memperkuat pembiayaan inklusif dan berkualitas, guna mendukung pertumbuhan ekonomi Sulampua.
Asrun menerangkan, melalui hasil Rakorwil yang disampaikan oleh Koordinator Wilayah Sulampua, yakni Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan bahwa wilayah Sulampua secara konsisten menjadi growth driver perekonomian nasional. Berdasarkan rilis Q2’25, dua provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari wilayah Sulampua.
“Rilis Q2’25 atau laporan resmi mengenai data ekonomi untuk periode April–Juni 2025 menunjukan bahwa ada lima Provinsi di Sulampua termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara, tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 5,12% (yoy). Sedangkan khusus untuk Sultra mencapai5,89 %,” terangnya.
Asrun menyebut, perekonomian Sulampua pada Q2’25 tumbuh 5,12% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,03%) dan menyamai capaian pertumbuhan Nasional (5,12%).
Dari sisi LU, pertumbuhan yang lebih baik ditopang sektor pertambangan, perdagangan, konstruksi, dan infokom. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan utamanya didukung perbaikan PMTB, Net Ekspor dan Kons. LNPRT.
Berdasarkan berita resmi statistik per 1 Agustus 2025, terdapat 38 provinsi mengalami inflasi termasuk Sultra. Tingginya pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulampua perlu didukung dengan laju inflasi yang rendah dan stabil.
Pada Juli 2025, lima provinsi dengan inflasi tahunan terbesar berada di wilayah Sulampua, tertinggi oleh Papua Selatan. Sedangkan Papua Barat merupakan inflasi terendah se-nasional.
“Komoditas yang paling banyak menjadi penyumbang inflasi secara ytd atau Year-to-Date di wilayah Sulampua adalah emas perhiasan, cabai rawit, beras, tomat, dan ikan layang. Meskipun demikian, melalui sumber BPS dan proyeksi BI bahwa inflasi Sulampua tahun 2025 diprakirakan terjaga dalam rentang sasaran inflasi 2,5±1%,” ujarnya.
Discussion about this post