Oleh: Muhammad Zhunizhar
Di tengah berbagai tantangan dunia pendidikan, langkah pemerintah meluncurkan program revitalisasi sekolah patut diapresiasi sebagai komitmen nyata dalam mewujudkan pendidikan yang berkeadilan. Langkah ini juga memberikan sebuah harapan baru, terutama bagi daerah-daerah yang selama ini memiliki sekolah yang kurang layak dan berkualitas.
Pada 2025, pemerintah menargetkan 10.440 satuan pendidikan sebagai target utama dalam program revitalisasi ini. Dalam proses revitalisasi ini, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp.17,1 triliun yang pengelolaannya dipercayakan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen).
Keputusan ini patut diapresiasi karena kementerian ini lebih memahami urgensi perbaikan fasilitas pendidikan yang kemudian diharapkan dalam pembagiannya merata.
Perbaikan sarana dan prasarana menjadi elemen utama dalam program ini. Ruang kelas yang semula rusak kini direnovasi, toilet diperbaiki, laboratorium dan perpustakaan dibangun kembali. Semua ini memberikan dampak langsung terhadap kenyamanan dan semangat belajar siswa.
Prasarana Berkualitas, Pembelajaran Lebih Bermakna
Prasarana yang berkualitas dan memadai menjadi fondasi utama dalam terciptanya pembelajaran yang bermakna. Hal ini bisa ditandai dengan ventilasi yang baik, ruangan kelas yang terang serta laboratorium dan perpustakaan yang bukan hanya sekedar fasilitas belaka, namun juga sebagai hak siswa dalam belajar.
Inilah esensi dari pembelajaran yang bermakna yang dimana bukan hanya sekedar menerima pengetahuan namun juga sebagai kenyamanan dalam pembelajaran.
Dengan prasarana yang layak, siswa dapat belajar dalam suasana yang kondusif, bebas dari gangguan, dan lebih fokus dalam menyerap materi. Guru pun lebih leluasa menerapkan metode pembelajaran aktif, kolaboratif, dan kontekstual karena didukung oleh fasilitas yang menunjang.
Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas ruang tempat ia berlangsung. Riset membuktikan bahwa lingkungan fisik seperti kebersihan, kenyamanan ruang kelas, dan fasilitas belajar sangat memengaruhi konsentrasi dan semangat siswa dalam belajar.
Selain itu, interaksi positif dalam pembelajaran juga dapat mendorong terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.(Alya Aprilia Aziza dkk., 2025)
Kerja Sama Lintas Sektor dalam Swakelola Sekolah
Kebijakan pendidikan nasional saat ini mendorong peran aktif masyarakat dalam swakelola sekolah sebagai upaya memperluas akses dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Ketika masyarakat, pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta bergandengan tangan, muncul kekuatan kolektif yang dapat mempercepat pemerataan pendidikan. Dengan sinergi yang kuat, sekolah-sekolah di wilayah 3T bisa tumbuh sejajar dengan sekolah di kota besar.
Discussion about this post