PENASULTRA.ID, KENDARI – Bank Indonesia (BI) terus berupaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional yang berkeadilan, merata, dan inklusif.
Mengingat Indonesia memiliki populasi muslim lebih dari 87 persen, hal ini menjadikan pasar potensial bagi produk dan layanan berbasis prinsip syariah.
Upaya itu dilakukan dengan bersinergi bersama pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat agar terwujud ekosistem syariah yang kuat, adaptif, dan berkelanjutan.
Berdasarkan State of Global Islamic Economy (SGIE) Report, peringkat ekonomi syariah Indonesia meningkat dari posisi ke-4 menjadi ke-3 dunia. Hal ini menegaskan posisi strategis Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi syariah global.
Di tingkat daerah, khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra), ekonomi syariah kian menguat, bukan semata dari kebijakan di atas kertas, melainkan dari kerja-kerja lapangan yang semakin tampak.
Hal ini didorong oleh tiga aspek utama, yaitu akses pembiayaan yang lebih adil bagi pelaku usaha, peneguhan standar halal dari hulu ke hilir, serta perbaikan layanan destinasi ramah muslim.
Kantor Perwakilan (KPw) BI Sulawesi Tenggara (Sultra) turut berperan aktif dalam memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah dengan berbagai inisiatif strategis.
Business Matching UMKM dan Perbankan Syariah
Dalam memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, BI mengadakan Sultra Maimo 2025. Ajang yang digelar di Kendari pada 20-22 Juni 2025 ini bukan sekadar panggung showcase Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), melainkan ruang pertemuan pelaku usaha, perbankan, asosiasi, serta pemerintah lintas level.
Kepala KPw BI Sultra, Edwin Pemadi, mengatakan, Sultra Maimo bertujuan untuk mendorong penguatan ekonomi daerah melalui pemberdayaan UMKM serta mendorong percepatan digitalisasi sistem pembayaran.
“Ini upaya BI untuk memberdayakan UMKM, baik konvensional maupun syariah, serta mendorong sistem pembayaran digital,” kata Edwin di salah satu kafe di Kendari, Selasa, 17 Juni 2025.
BI Sultra memfasilitasi business matching antara pelaku UMKM dan perbankan syariah dan berhasil menyalurkan pembiayaan senilai lebih dari Rp7,2 miliar.
Capaian ini menjadi langkah nyata dalam memperluas akses pembiayaan syariah dan memperkuat sektor riil daerah.
Tak hanya lewat Sultra Maimo 2025, BI Sultra juga memfasilitasi pelaku usaha syariah berpartisipasi dalam pameran dan sesi business matching pada pameran INABUYER B2B2G Expo yang diadakan di Jakarta pada 23 hingga 25 Juli 2025.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian UMKM, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), Smesco, serta Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) ini mempertemukan pelaku usaha dengan pembeli domestik dan global. Dengan demikian, pelaku usaha berkesempatan untuk menguji daya saing produk, mengasah kemampuan negosiasi, sekaligus membuka kanal pemasaran yang lebih pasti.
Rangkaian penguatan kapasitas berlanjut pada kegiatan Booth Camp Industri Kreatif Syariah (IKRA) yang dilaksanakan pada 7-10 Agustus 2025. Booth camp ini memfasilitasi peserta pelaku usaha ikut serta pada pelatihan, seminar, talkshow, dan pagelaran karya kreatif. Kurasi mutu dan pengemasan menjadi fokus agar produk lokal tidak hanya enak dilihat, tetapi juga siap uji di pasar modern.
Perbaikan dari hulu ke hilir dalam upaya mendorong pertumbuhan ekosistem halal juga dilakukan lewat showcasing produk UMKM anggota Industri Kreatif Syariah (IKRA) pada rapat koordinasi dan produk hukum daerah yang dilaksanakan pada 26-28 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk halal lokal kepada para pengambil kebijakan sehingga dukungan bisa lebih terarah.
Selanjutnya, pada 29 Agustus hingga 1 September 2025, UMKM wastra dan makanan/minuman olahan binaan BI Sultra turut ambil bagian dalam sejumlah kompetisi pada Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Mengembangkan Pariwisata Halal di Sultra
BI Sultra mendorong pembentukan Zona Kuliner Aman dan Sehat (Khas) Halal di tiga daerah unggulan, yaitu Kendari, Wakatobi, dan Kolaka Timur (Koltim).
Kegiatan ini bersinergi dengan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), Dinas Kesehatan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Di Wakatobi, kick off (pembukaan) Zona Khas telah diadakan di Maritim Center Wakatobi pada 3 hingga 5 Oktober 2025 yang dirangkaikan dengan ajang Karisma Event Nusantara (KEN) “Wakatobi Wave 2025”.
Hadirnya Zona Khas ini diharapkan meningkatkan pengalaman para wisatawan dan menjadi bagian dari penguatan quality tourism berbasis ekonomi syariah.
Tak sampai di situ, pada 8-12 Oktober 2025, BI mengadakan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12 yang menjadi panggung besar untuk literasi dan pengembangan ekosistem syariah.
Pelaksanaan ISEF meliputi berbagai kegiatan sharia forum, sharia fair, serta sharia education & literasi sebagai upaya meningkatkan literasi dan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.


Discussion about this post