<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1614222173341000&usg=AFQjCNG5M9jxUcVWiGH92BMZpzojfMmvZg">PENASULTRA.ID</a>, WAKATOBI</strong> – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrasi (Nasdem) Wakatobi, Abdul Rahim menegaskan, pasangan calon (paslon) Haliana-Ilmiati Daud tak pernah memfitnah ataupun mencaci paslon lain saat kampanye. Hal tersebut ditegaskan Abdul Rahim sebagai bentuk klarifikasi terhadap pernyataan Mukhlis, salah satu pendukung lawan politik paslon berakronim HATI di beberapa media daring lokal di Sultra. Dimana Mukhlis menuding kubu Haliana-Ilmiati Daud memfitnah dan mencaci jagoannya. “Jika kubu lawan politik merasa di fitnah dan dicaci, silahkan menempuh jalur hukum, ketimbang berkoar-koar seolah menjadi korban yang terzolimi,” kata Abdul Rahim, Sabtu 17 Oktober 2020. Menurutnya, salah besar jika lawan politiknya menganggap kampanye yang dilakukan paslon HATI memuat hinaan dan cacian yang diarahkan ke paslon lain, apalagi mencaci seperti yang dituduhkan. “Semua yang diangkat ke permukaan dalam setiap kampanye itu merupakan fakta. Saya kira itu bukan fitnah dan cacian karena mengkritik kelemahan lawan itu dibenarkan peraturan perundang-undangan,” ungkap Abdul Rahim. Ia menilai, pihak lawanlah yang sedang membangun opini seolah-olah terzolimi untuk menarik simpati masyarakat guna menaikan elektabilitas. “Sebab, manuver dengan tudingan tanpa dasar merupakan salah satu bentuk pembodohan publik yang tidak perlu dilakukan, karena masyarakat memerlukan pendidikan politik agar memilih sesuai dengan hati nuraninya,” ujar Rahim. Terkait pernyataan Mukhlis soal Ilmiati Daud memanfaatkan isu tidak diberdayakan selama menjadi Wakil Bupati Wakatobi, kata Abdul Rahim, bukanlah menyembunyikan kelemahan. Tetapi bagian dari ketidakmampuan Bupati Wakatobi dalam mengelola pemerintahan, sehingga konflik antara bupati dan wakilnya tak kunjung selesai. “Justru yang melakukan intimidasi terhadap warga adalah pihak lawan. Mereka memanfaatkan program pemerintah pusat seperti PKH, meteran listrik dan BSPS untuk mendapatkan suara. Bagi warga masyarakat yang tidak mendukung kandidatnya tak jarang mendapat tekanan,” terang Rahim. “Jadi marilah kita sama-sama menjaga demokrasi kita agar pilkada berjalan damai dan lancar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya. Untuk diketahui, di beberapa media online, Mukhlis yang juga merupakan tokoh Kaledupa pendukung Arhawi-Hardin La Omi meminta agar lawan politiknya menghentikan cacian dan fitnah terhadap Arhawi melalui mimbar kampanye beberapa waktu lalu. Selain itu, dia juga menuding Ilmiati Daud tidak bekerja secara baik selama menjadi Wakil Bupati. <strong>Penulis: Deni La Ode Bono</strong> <strong>Editor: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/Godm1MrmnaY
Discussion about this post