Grup ini memilih aliran musik Creative Pop Punk, dimana harapan Ryan dan Arbil ingin memberi warna baru di industri musik Indonesia. Airplane Mode memutuskan untuk sedikit keluar dari zona nyaman dengan bermusik tidak dalam 1 genre musik tertentu.
“Untuk genre musik, kita lebih Pop Punk tapi ada unsur Electronic Music, Indie Pop dan Rock-nya juga, namun kita buat lebih easy listening. Kalo ditanya influence bermusik, mungkin lebih ke Twenty One Pilots dan Lany. Gue memang terbiasa main musik yang keras kayak Pop Punk. Kalo Ryan bermusiknya lebih fleksibel, dia mainin genre musik yang lebih luas seperti Pop, RnB dan lebih mengikuti trend musik sekarang. Jadi kita saling menyesuaikan arah bermusik kita berdua, pas workshop bareng baru keliatan kemana arah bermusik Airplane Mode yang mau kita usung dan tentunya menyesuaikan dengan karakter vokal gue juga,” jelas Arbil.
Lagu “Wait For Me” adalah lagu ciptaan Iskandar Azis (Kandar) yang dipilih sebagai single perdana Airplane Mode. Sebuah lagu yang bercerita tentang kerinduan dalam hubungan jarak jauh. Lagu berbahasa Indonesia ini sendiri memiliki kekuatan pada musiknya yang memiliki notasi-notasi segar yang mudah untuk dipahami atau dinyanyikan.
“Waktu workshop, kebetulan Kandar memang sudah punya beberapa lagu yang dia ciptain sendiri. Kemudian pas kita dengerin bersama, kita merasa lagu ini yang paling cocok karena secara notasi memiliki banyak hook yang catchy dan cocok juga dengan karakter vokal gue. Yang paling penting, lagu ini adalah sebuah lagu yang fresh, ringan dan salah satu lagu yang memiliki kriteria gampang untuk dinyanyikan dari saat pertama kali didengarkan,” ungkap Arbil soal alasan memilih lagu ini sebagai single pertama.
Proses produksi lagu ini diakui oleh para personil Airplane Mode cukup menguras tenaga. Karena guna mendapatkan hasil yang memuaskan, butuh waktu beberapa kali revisi untuk kesempurnaan lagu ini hingga akhirnya siap dirilis.
“Kalo proses rekaman sih enggak lama karena lagunya memang sudah ada. Kita tinggal isi musiknya aja, gue take ulang drum-nya dengan groove gue, Arbil isi bagian gitar dan vokal dengan caranya Arbil. Tapi revisi-revisi secara Mixing dan Mastering-nya aja sih yang kemarin lumayan lama, karena beberapa kali kita masih merasa kurang puas jadi bolak-balik revisi disitu,” ujar Ryan.
Discussion about this post