“Namun pada Iduladha Juni 2024, Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami deflasi secara bulanan sebesar 0.09%, dengan komoditas utama penyebab inflasi yakni ikan layang sebesar 0.09%, ikan kembung sebesar 0.66%, dan cabe rawit dengan andil inflasi sebesar 0.04%,” papar Pj Gubernur Sultra.
Adapun komoditas sebabkan inflasi seperti ikan layang, ikan kembung, dan cabe rawit, serta terdapat tiga komoditas penyumbang utama deflasi bulanan yakni kangkung, bayam, dan terong.
Pj Gubernur lebih lanjut mengungkapkan bahwa inflasi year on year Sultra maupun empat kabupaten/kota inflasi (Kabupaten Konawe, Kolaka, Kota Kendari, dan Baubau) masih dalam rentang terkendali yakni 1.5% hingga 3.5%.
“Inflasi year on year terendah tercatat di Kabupaten Konawe sebesar 1.51%, sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Kota Baubau sebesar 3.01%,” terangnya.
Andap mengatakan bahwa angka kemiskinan Sultra juga alami penurunan menjadi 11.21 di Maret 2024. Apabila dikomparasikan pada Maret 2023 berada pada angka 11.43 atau 321.530 jiwa, lalu di Maret 2024 turun 0.22 menjadi 11.21 atau 319.710 jiwa.
“Dari Rilis yang dikeluarkan BPS, angka inflasi dan kemiskinan Sultra Alhamdulillah keduanya mengalami penurunan,” ujar Andap.
Discussion about this post