<strong>Oleh: Rusdianto Samawa</strong> Pengalaman Anies Baswedan saat Gubernur Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk entaskan stunting. Gizi paling penting dalam masa pertumbuhan anak. Kasus kekurangan gizi, masalah mendasar yang perlu segera ditangani dengan baik. Waktu itu, di Jakarta ada 27% kasus stunting. Namun, ada periode selanjutnya 0% kasus (bebas stunting). Itulah prestasi Anies Baswedan memimpin Jakarta. Bentuk pencegahannya, adanya keterlibatan organisasi sosial kemasyarakatan, TNI dan Polri. Dengan demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat itu bekerjasama dengan masyarakat. Karena masalah stunting adalah satu dari sekian banyak deretan ketimpangan. Untuk Indonesia, Pasangan AMIN pada pilpres 2024 berkomitmen kuat tuntaskan stunting. Bahkan nyatakan perang gerilya terhadap penyakit lintas generasi itu. Pasangan AMIN, sudah membaca prevalensi stunting di perkotaan capai 32%, memang lebih rendah dibanding di pedesaan capai 42%. "Angka ini harus kita kurangi dan para orang tua harus lebih serius perhatikan makanan dan asupan yang diberikan kepada anak-anak, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya, karena di situlah kuncinya,” Kata Anies saat konpers dengan media (8/12/23). Seperti diketahui, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih di bawah usia dua tahun tidak tercukupi. Usulan rakyat kepada Pasangan AMIN agar mencari terobosan baru dalam menekan sekaligus menghapus stunting. Penyumbang terbesar kasus stunting adalah masyarakat Indonesia. Bagaimana cara Anies Baswedan entaskan stunting yang telah nyatakan perang gerilya terhadap stunting. Padahal Indonesia memiliki ikan, lobster, daging, telur, beras, kepiting, cumi, tumbuh-tumbuhan, susu kuda liar, madu dan lainnya. Tentu bagi pasangan AMIN dimulai 2024, harus hadir terobosan baru berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat melalui program pembagian pangan secara rutin. Pangan yang dimaksud tidak asing lagi, yakni menumbuhkan makanan konsumsi hasil laut, peternakan dan pertanian. Usulan rakyat kepada pasangan AMIN ini, memiliki dampak ekonomi yang dahsyat taraf lokal: pertama, pemberdayaan kuda untuk menghasilkan susu kuda yang berkualitas. Karena uji klinis dan farmatologis susu kuda dapat menambah gizi bagi anak-anak dan pertumbuhan tulang sehingga sehat. Kedua, gerakan makan ikan (Gemar Ikan), program ini bagus, telah dijalankan oleh pemerintah melalui program kementerian kelautan perikanan. Pemerintah bisa membeli ikan dari nelayan langsung dan dibagikan kepada masyarakat melalui Gerakan Makan Ikan (Gemar Ikan) setiap Minggu diberbagai desa. Negara harus hadir entaskan stunting melalui program ini. Ketiga, hasil hutan dan pertanian seperti madu dan lainnya untuk menjadi supporting gizi dan kesehatan masyarakat agar kedepan Indonesia terbebas dari stunting. Semua usulan program ini, sebagai bentuk nyatakan perang gerilya terhadap stunting. Karena stunting sendiri, salah satu isu yang harus prioritas tinggi mendapat perhatian. Negara dan pemerintah, menurut pasangan AMIN, tidak boleh ragu berinvestasi dengan program Posyandu yang masif di seluruh Indonesia. Tentu dilengkapi dengan persediaan gizi berupa susu kuda dan ikan maupun hasil hutan. Hal itu untuk memastikan bahwa ibu hamil itu ada pasokan gizi yang sehat, sehingga kita akan mendapatkan anak-anak yang tidak stunting, yang ototnya kuat, yang otaknya kuat, yang kemudian mereka bisa menjadi orang yang baik di kemudian hari. Sehingga kedepan, pasangan AMIN ingin kerjasama lebih progresif antara pemerintah pusat, daerah, desa dan organisasi sosial kemasyarakatan untuk bereskan stunting secara sama-sama. Pasangan AMIN Nyatakan Perang Gerilya Terhadap Stunting.<strong>(***)</strong> <strong>Penulis: Menulis dari Kantor FOURBES, Lembaga Kajian, Riset dan Kebijakan Publik</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/7IVGIZoAQa0?si=XK0rWq5umdjVqrK3
Discussion about this post