Persoalan lain pun datang. Hati Salwia dan sang suami dibuat makin cemas. Gimana tidak, perjalanan menuju Kota Kendari jika menggunakan transportasi konvensional seperti kapal kayu, akan memakan waktu 4 hingga 6 jam (tergantung kondisi ombak laut).
Sementara, di sisi lain, Salwia harus berlomba dengan waktu. Kondisinya tidak bisa lagi bergerak lebih jauh. Sedang kondisi si jabang bayi semakin memburuk.
Keluarga Salwia berupaya keras mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.
Di tengah tangisan dan kepanikan keluarga, sang suami, Rizka mencoba menghubungi perwakilan pihak perusahaan tambang nikel yang kebetulan beroperasi di Pulau Wawonii, guna meminta bantuan penggunaan speed boat agar sang belahan jiwa bisa diantar ke Kota Kendari dalam waktu yang lebih singkat.
Upaya Rizka tak sia-sia. Pihak PT Gema Kreasi Perdana (GKP) usai mendengar keluhan Rizka langsung menyambut dengan menurunkan tim menjemput Salwia di kediamannya. Keluarga, warga sekitar, dan tim PT GKP bahu membahu menggotong Salwia ke dalam mobil menuju speed boat di pelabuhan milik PT GKP.
Tuas mesin dinyalakan. Perjalanan Salwia penuh doa mengarungi laut dari Pulau Wawonii menuju Kota Kendari dimulai. Perjalanan menggunakan speed boat ini memakan waktu 1,5 jam saja, hingga tiba di Kota Kendari.
Salwia bersama kerabat langsung diantar ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari yang beralamat di jalan Brigjen Z.A Sugianto No.39, by pass.
Discussion about this post