“Kita harus bekerja dengan semua pihak karena stunting ini multifaktor tidak bisa diselesaikan dengan salah satu pihak. Untuk itu, TNI dan jajarannya dapat mengidentifikasi anak yang stunting dan keluarga berisiko stunting di wilayahnya,” kata Eni.
Babinsa dan Kowad dalam melakukan pendampingan keluarga, kata Eni nantinya perlu memberi penguatan dan edukasi ke masyarakat tentang pemberian makanan yang mengandung protein hewani seperti contoh pemberian ikan karena Maluku kaya akan ikan, atau minimal telur dua butir per hari.
Menurut Eni, intervensi bukan hanya lewat makanan tapi edukasi perilaku orangtuanya memberikan makan kepada anaknya 3 kali sehari dalam hal pemenuhan gizi anak.
“Saya berharap intervensi bukan hanya makanan tapi edukasi perilaku orangtuanya memberikan makan kepada anaknya 3 kali sehari dalam hal pemenuhan gizi anak dengan seperti ini kita bisa mengubah perilaku orangtua, karena perilaku sangat penting sekali apalagi soal pemahaman asupan makan yang diberikan serta gizi yang seimbang,” ujar dia.
Kepada Tim Humas BKKBN Maluku, Aster Kasdam Kolonel Inf Hasandi Lubis menyebutkan upaya percepatan penurunan stunting ini merupakan perintah dari Panglima TNI pada akhir 2022. Maka, seluruh jajaran TNI harus membantu percepatan penurunan stunting.
“Sejak pengukuhan panglima TNI di akhir tahun 2022 sebagai Bapak Asuh Anak stunting seluruh jajaran TNI diperintahkan untuk menjadi bapak asuh anak stunting dan saya juga termasuk mempunyai anak stunting di Kecamatan Nusaniwe,” ujar dia.
Menurut Kolonel Inf. Hasandi, pihaknya membutuhkan pembekalan pemahaman.
“TNI perlu mendapat ilmu tentang pentingnya protein hewani yang diberikan ke anak, dari pembekalan ini kita akan memaparkan pemahaman ke seluruh jajaran TNI bahwa ada penegasan tentang pentingnya pemberian protein hewani,” ujarnya.
Discussion about this post