“DPRD adalah lembaga perwakilan politik. Jadi balihonya juga dinilai politis. Apalagi fotonya hanya seorang diri, padahal unsur pimpinan bukan hanya sendiri tapi ada beberapa orang. Saya tidak bisa bayangkan kalau semua kantor, semua pejabat yang pasang baliho seperti ini di Masjid semaunya sendiri,” ujarnya kesal.
“Ini masjid pak mestinya tidak ada baliho seperti ini. Kita datang ke Masjid dengan tujuan salat untuk mendapat pahala tapi dengan lihat baliho ini terus terang saja pahala kita berkurang gara-gara melihat baliho yang mengganggu suasana batin kita,” tambah jamaah tersebut.
Ditempat yang sama Imam Masjid Jabal Rahman, Rajiu mengaku baliho tersebut dipasang tanpa sepengetahuan pengurus Masjid.
“Kayaknya baliho itu dipasang sehari sebelum puasa. Kita tidak tahu siapa yang pasang. Kalau ada saya saat dipasang saya tidak izinkan. Pasang saja di Masjid lain atau di tempat lain, jangan di Masjid ini,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Wakatobi Hamiruddin mengaku bahwa pemasangan baliho di tempat ibadah tertentu merupakan perintahnya dalam memperingati bulan puasa, Ramadhan 1443 H.
Atas protes sejumlah jamaah Masjid Jabal Rahman, Hamiruddin menegaskan dirinya tidak akan mencopotnya karena menurut dia keberadaan balihonya tidak mengganggu ibadah jamaah serta tulisannya tidak memuat unsur politik.
Discussion about this post